Jusuf Kalla: Kondisi Pandemi Membuat Kepemimpinan CEO Tidak Bisa Dilakukan dengan Cara yang Sama
Mantan Wapkil Presiden RI, Jusuf Kalla. (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Kondisi pandemi yang belum bisa diprediksi kapan berakhirnya membuat kepemimpinan CEO, Presiden Direktur, Direktur Utama tidak bisa lagi menggunakan cara yang sama. Era kepemimpinan baru harus muncul dari masing-masing pemimpin usaha agar dapat mempercepat pemulihan ekonomi perusahaan serta negara.

Hal ini diamini oleh Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12, Jusuf Kalla. Menurut JK, dibutuhkan kejelian, pengetahuan yang kuat dari para CEO untuk mengetahui apa yang perlu dilaksanakan pada dewasa ini.

JK mengingatkan, para pemimpin perusahaan perlu segera mengubah strategi ke arah recovery. Dari perubahan strategi itu, setidaknya kondisi perusahaan pulih 50 persen di tahun 2021. Optimisme tersebut diperkuat dengan adanya vaksin yang akan didistribusikan.

"Mengubah strateginya untuk recovery, mempersiapkan. Dengan harapan buat tahun depan mungkin kita dapat recovery 50 persen daripada sebelumnya, tahun 2022 lagi bisa kembali dengan normal, sama dengan tahun 2019 sebelum COVID ini," kata JK saat memberikan keynote speech pada e-awarding "Indonesia Most Admired CEO 2020", yang diselenggarakan secara daring oleh Warta Ekonomi, Jumat 18 Desember.

Lewat strategi recovery itu, diharapkan perusahaan bisa tetap berjalan, pegawai yang sebelumnya terpaksa mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) bisa diberdayakan kembali, dan akhirnya mampu meningkatkan kembali daya beli masyarakat.

"Karena hanya itulah yang dapat membawa ekonomi  kembali recovery. Karena semuanya optimis, semua bekerja, tapi tentunya dibutuhkan pemimpin yang mengetahui masalahnya," tutur JK.

Wakil Ketua MPR RI, Fadel Muhammad mengatakan, 60 persen perusahaan bisa bertumbuh dengan baik bila CEO yang ada mampu melakukan berbagai perubahan. Hal ini, kata Fadel, terungkap dari berbagai hasil penelitian.

"Perubahan di sebuah company itu, dari penelitian yang ada menunjukkan 70 persen dibuat oleh seorang CEO. Dari berbagai data studi yang ada, kita memilih beberapa teman-teman CEO, dan kita harapkan ini bisa menjadi pemicu agar yang ada lebih maju, dan yang belum (terpilih sebagai penerima penghargaan) bisa lebih baik di masa mendatang," ucapnya.

Fadel menambahkan, selain dari CEO yang membawa perubahan, keberadaan vaksin juga menjadi hal yang bisa meningkatkan harapan perbaikan di masa mendatang.

"Vaksin yang akan kita gunakan di Indonesia, sebagaimana pembicaraan kami dari MPR dengan bapak presiden akan mulai dilaksanakan, dan dibeberapa negara sudah mulai dilaksanakan. Dengan demikian, secara keseluruhan ekspektasi harapan kita, kita makin baik, makin sehat, dan ekonomi kita akan tumbuh," pungkasnya.