JAKARTA - Indonesia Police Watch (IPW) menyoroti pengamanan aksi demonstrasi 1812 yang menuntut pembebasan Imam Besar FPI Rizieq Shihab. Polri disarankan untuk selalu mengedepankan upaya persuasif.
"Kepolisian dalam menjaga ketertiban umum dalam mengawasi aksi demonstrasi FPI tersebut tetap bersikap persuasif," ujar Presidium IPW Neta S. Pane kepada VOI, Jumat, 18 Desember.
Dengan mengedapankan dialog dan tanpa kekerasan, kata Neta, hal ini dapat menghindari terjadinya kericuhan. Sebab aksi demonstrasi ini disebut Neta dilatarbelakangi rasa kekecewaan massa yang menuntut pembebasan Rizieq Shihab.
"Sehingga dalam aksi demo tersebut tidak terjadi benturan yang merugikan masyarakat maupun kedua belah pihak," kata dia.
Sementara, IPW juga mengimbau massa aksi demo untuk tidak berbuat anarkis. Meski menutut keadilan, massa aksi harus tenang dan tetap mengedepankan dialog-dialog untuk menyelesaikan permasalahan.
"IPW berharap dalam menyampaikan aspirasinya massa FPI tetap dalam koridor Undang-Undang dan mengedapankan dialog," kata dia
Ada pun sejumlah elemen masyarakat yang tergabung dalam Aliansi Nasional Anti-Komunis (ANAK) NKRI menggelar aksi demonstrasi di sekitaran Istana Negara. Mereka menuntut pembebasan Rizieq Shihab yang saat ini ditahan terkait kasus dugaan penghasutan dan pelanggaran protokol kesehatan.
BACA JUGA:
Sebanyak 12.500 personel gabungan TNI-Polri, dan Pemerintah Daerah (Pemda) DKI Jakarta dikerahkan untuk mengawal aksi demonstrasi 1812 di sekitar Istana Negara, Jakarta Pusat.
Namun 5.000 personel gabungan yang diturunkan. Sedangkan sisanya, 7.500 disiagakan untuk menghadapi situasi tidak terkendali.
Demonstrasi ini menuntut pembebasan Rizieq Shihab yang saat ini ditahan terkait kasus dugaan penghasutan dan pelanggaran protokol kesehatan. Namun, tidak semua aparat langsung diterjunkan.