Bagikan:

JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut ekosistem mangrove atau bakau di kawasan pantai utara (pantura) Pulau Jawa tidak cukup kuat dalam menangkal banjir dari laut, atau rob.

Pelaksana tugas Kepala Pusat Data dan Informasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan, banjir di Kabupaten Demak, Jawa Tengah dan Kabupaten Karawang, Jawa Barat, berdampak pada banyak orang, karena ekosistem mangrove yang cukup banyak menghilang.

"Jadi meskipun menghalangi intrusi laut, menghalangi laju penetrasi air laut ke arah darat, itu sudah agak susah, karena banyak tambak yang hancur. Sedangkan mangrove di belakangnya tidak cukup kuat untuk menahan terjangan air," ujar Abdul dilansir ANTARA, Senin, 12 Desember.

Rob, menurut Abdul, lebih banyak dipengaruhi oleh air pasang, yang kemudian kondisi ekosistem di pesisir tidak cukup baik untuk bisa menjadi pagar alamiah bagi ekosistem dan masyarakat di pesisir untuk bisa menghindari terjangan atau penetrasi langsung dari air laut.

"Di Pantura Jawa ini sebenarnya menjadi PR (pekerjaan rumah) yang cukup panjang ya, karena kita tahu pantura Jawa beralih fungsi menjadi tambak. Kemudian revitalisasi ekosistem tambak yang kurang produktif menjadi lahan mangrove kembali itu memakan waktu yang cukup lama," kata Abdul.

Dia mengatakan, hingga saat ini, meskipun cukup banyak kerja keroyokan dari Kementerian/Lembaga seperti Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan di Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi, ada kemungkin masyarakat baru bisa melihat kampanye penanaman kembali pada 5-10 tahun ke depan.

"Yang saat ini saja kita harus benar-benar bisa mempertahankan mangrove yang sudah ada, supaya tidak makin berkurang, karena laju pengurangan mangrove ini cukup cukup signifikan khususnya di Pantura," kata dia.