PALEMBANG - Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Palembang Ratu Dewa menyebutkan, kotanya ideal harus memiliki 20 kolam retensi sebagai salah satu solusi mengatasi banjir dalam waktu jangka panjang.
"Berdasarkan kajian kami bahwa Kota Palembang ini idealnya memiliki 20 kolam retensi, karena saat ini yang ada saat ini baru tujuh unit yang dinilai belum mampu mengendalikan genangan air atau banjir jika terjadi hujan lebat," kata Ratu Dewa di Palembang, Antara, Jumat, 9 Desember.
Kolam retensi ini dinilai efektif untuk mengatasi banjir dalam jangka panjang karena fungsinya sebagai pengganti lahan resapan yang banyak beralih fungsi menjadi kawasan permukiman dan perkantoran serta penyebab lainnya.
Untuk penambahan kolam retensi terus diupayakan Pemerintah Kota Palembang dengan menyesuaikan anggaran sehingga banjir yang kerap menjadi permasalahan pada di kota ini segera terselesaikan.
Sementara itu Kepala Bidang Pengendalian Sumber Daya Air (PSDA) Dinas PUPR Palembang Marlina Sylvia mengatakan penyebab banjir di Kota Palembang bukan hanya akibat curah hujan yang tinggi tetapi terjadinya penyempitan dan bangunan liar pada saluran drainase.
Maka dari itu, dia mengimbau masyarakat untuk tidak menutup dan juga mendirikan bangunan pada saluran drainase dan tidak membuang sampah di anak-anak sungai.
Banjir melanda beberapa ruas jalan protokol dan kawasan permukiman penduduk di Kota Palembang setelah hujan lebat turun selama sekitar dua jam pada Kamis (8/12).
Hujan lebat menimbulkan genangan di kawasan permukiman Sekip Bendung, Demang Lebar Daun, Dwikora, Jalan Simanjuntak, dan Rawa Sari belakang kampus lama UIN Raden Fattah Palembang.
BACA JUGA:
Selain itu, hujan menyebabkan ruas Jalan Soekarno Hatta, Jalan Sultan Mahmud Badaruddin II KM 11, Jalan Jepang Kecamatan Alang-Alang Lebar, Jalan Kolonel Barlian, Jalan Basuki Rahmad, Jalan R Sukamto, Jalan Demang Lebar Daun, Jalan Mayor Ruslan, Jalan Bay Salim, dan Jalan Jendral Sudirman di depan rumah Dinas Pangdam II Sriwijaya tergenang.