Tidak Setuju Invasi Ukraina dan Melarikan Diri ke Kazakhstan, Perwira Rusia Ditahan: Bakal Dideportasi?
Ilustrasi mobilisasi Rusia. (Wikimedia Commons/Совет министров Республики Крым)

Bagikan:

JAKARTA - Seorang perwira militer Rusia yang secara ilegal menyeberang ke Kazakhstan karena keberatan dengan invasi Ukraina telah ditahan di negara itu, kata keluarganya, meninggalkan otoritas setempat dengan dilema diplomatik mengenai apakah akan menyerahkannya ke Moskow.

Ratusan ribu orang Rusia melarikan diri ke Kazakhstan dan negara tetangga lainnya setelah perang dimulai. Banyak dari mereka adalah warga sipil, menyeberang secara legal, berusaha menghindari perintah mobilisasi Rusia.

Sebagai seorang perwira militer, Mayor Zhilin dilarang meninggalkan Rusia. Dia secara ilegal menyeberang ke Kazakhstan pada Bulan September, ketika menjadi jelas dia dapat dikirim ke Ukraina, kata istrinya Yekaterina.

Dia melakukan perjalanan ke Kazakhstan secara legal dengan dua anak mereka.

"Sebagai seseorang yang tidak setuju dengan tindakan kepemimpinan Rusia sehubungan dengan Ukraina, saya tidak dapat meninggalkan Rusia secara legal bahkan jika saya telah mengundurkan diri dari dinas militer, karena saya dilarang melakukannya sebagai orang yang memiliki akses ke informasi rahasia," katanya. mengutip ucapannya, melansir Reuters 7 Desember.

Dokumen polisi Kazakhsta, yang dia perlihatkan kepada Reuters, menyatakan dia telah ditahan karena dicurigai melanggar hukum Rusia. Itu mengutip pasal-pasal KUHP Rusia tentang desersi dan melintasi perbatasan Rusia secara ilegal.

Kazakhstan, bekas republik Soviet yang menolak permintaannya untuk status pengungsi, tidak mendukung keputusan Rusia untuk menginvasi Ukraina tetapi tidak mampu mengasingkan tetangga raksasanya, mitra dagang utama.

Zhilin, seorang spesialis komunikasi, ditahan dan diadili karena masuk secara ilegal oleh pengadilan di Kota Semey, Kazakhstan timur. Dia dijatuhi hukuman percobaan enam bulan dan diperintahkan untuk dideportasi ke Rusia.

Untuk menghindari deportasi, Zhilin membuat tawaran yang gagal untuk mendapatkan janji temu di konsulat Kanada di Astana dan kemudian mencoba terbang ke Armenia, tetapi ditahan di bandara.

Dia sekarang menunggu keputusan pengadilan tentang apakah akan memperpanjang penahanannya.

Sementara itu, Kementerian Dalam Negeri Kazakhstan tidak segera mengomentari kasus tersebut. Sedangkan pengacara Zhilin menolak berkomentar melalui telepon. Terpisah, pihak berwenang Rusia tidak segera menanggapi permintaan Reuters untuk mengomentari kasus tersebut.