Ingat! Jelang Natal Sopir Angkutan Umum di Jayawijaya Papua Dilarang Bikin Tarif Baru, Bisa Disanksi
Sekretaris Dinas Perhubungan Darat Jayawijaya, Yuda Daby. ANTARA

Bagikan:

JAYAWIJAYA - Pemerintah Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan, mengimbau seluruh sopir taksi angkutan umum antara distrik ke kota dan sebaliknya, tidak membuat tarif baru secara sepihak menjelang Natal. Pemkab akan memberikan sanski bagi yang melanggar. 

Sekretaris Dinas Perhubungan Darat Jayawijaya Yuda Daby mengatakan, setelah menerima petunjuk dari pimpinan, mereka akan melakukan razia kendaraan angkutan umum.

"Kami imbau tidak boleh kasih naik harga taksi, hari raya baru kasih naik itu kurang bagus juga. Kami mengimbau demikian sebab terkadang di situasi Natal dan hari raya umat Muslim, kadang sopir kasih naik harga," katanya di Wamena, Antara, Rabu, 7 Desember. 

Dishub juga mengimbau penjual bahan bakar minyak (BBM) di tingkat pengecer agar tidak menaikkan harga sebab itu dapat memicu sopir memberlakukan tarif baru secara sepihak tanpa kesepakatan bersama dengan pemerintah.

"Harga BBM di agen premium dan minyak solar (APMS) itu tidak naik, tetapi yang di pengecer dan itu bisa berdampak kepada angkutan, sehingga kami dari dinas perhubungan mengimbau untuk penjual solar, bensin kalau bisa tetap pakai harga itu yang sudah ditetapkan pemerintah atau tidak lebih dari Rp25 ribu per liter," katanya.

Yuda memastikan dengan terbukanya akses jalan antar kampung, distrik dan kota, masyarakat tidak lagi kesulitan mendapatkan pasokan bahan makanan jelang hari raya Natal sebab mereka bisa menjangkau kota dengan kendaraan.

Sebelum adanya akses jalan yang dibuka, lanjutnya, masyarakat beberapa kampung dan distrik harus berjalan kaki ke kota untuk berbelanja dan hal itu memakan waktu.

"Dahulu itu masyarakat jalan kaki dari kampung, distrik datang berhari-hari, kadang minggu untuk belanja di kota. Tetapi sekarang transportasi darat sudah lancar, bisa pakai motor, mobil," katanya.

Ia mengatakan jelang Natal 25 Desember 2022 aktivitas masyarakat daerah pinggiran yang datang berbelanja ke pusat kota cukup tinggi.

"Bahkan masyarakat beberapa kabupaten pemekaran terdekat itu mereka datang belanja di Jayawijaya karena ini kabupaten induk dan pusat perekonomian di pegunungan," kata Yuda.