CIANJUR - Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menggalang dana Corporate social responsibility (CSR) untuk membangun rumah relokasi tahan gempa bagi warga yang rumahnya roboh akibat gempa yang mengguncang Cianjur, Jawa Barat.
Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR Iwan Suprijanto mengatakan untuk membangun 1 unit rumah tahan gempa hingga magnitudo 7 di Cianjur, dibutuhkan biaya Rp150 juta, sehingga untuk untuk membangun 1.864 rumah tahan gempa tipe 36 dengan luas 75 meter persegi dibutuhkan dana Rp279,60 miliar.
"Untuk meringankan beban APBN dalam membangun rumah tahan gempa di Cianjur, kami akan menggalang dana dari CSR dan lainnya. Bantuan dana dari CSR akan mengurangi beban APBN untuk penanganan setelah bencana di Cianjur," katanya dilansir ANTARA, Senin, 5 Desember.
Iwan menjelaskan ada dua titik relokasi yang disiapkan pemerintah di Desa Sirnagalih Kecamatan Cilaku dengan luas 2,5 hektare untuk 200 unit rumah dan di Kecamatan Mande dengan luas 30 hektare yang dapat dibangun sekitar 1.664 unit rumah.
Untuk ketiga kalinya Presiden Joko Widodo datang ke Cianjur, untuk memastikan pembangunan rumah relokasi tahan gempa di Desa Sirnagalih berjalan mulai Senin (5/12) dengan target 80 unit rumah sudah selesai dan siap ditempati pada minggu ketiga Desember 2022
BACA JUGA:
Sedangkan pembangunan rumah tahan gempa di lahan relokasi Kecamatan Mande sebanyak 1.664 unit rumah ditargetkan tuntas sebelum Idul Fitri tahun 2023.
Sedangkan penyaluran bantuan untuk warga yang rumahnya rusak tidak direlokasi akan dilakukan Kamis (8/12) sehingga mereka dapat kembali membangun rumahnya.
Presiden berharap dengan penyaluran uang bantuan untuk membangun rumah warga yang rusak dapat membangkitkan kembali perekonomian di Cianjur yang pengerjaan-nya dapat dilakukan secara bergotong-royong atau padat karya.