Puji Keberanian Generasi Muda dalam Protes di Iran, Blinken: Membela Hak Apa yang Ingin Dikatakan dan Dikenakan
Ilustrasi protes di Iran. (Wikimedia Commons/Darafsh)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat memuji keberanian dan perjuangan generasi muda Iran, dalam protes yang mereka gelar beberapa bulan belakangan di berbagai kota Iran.

Demonstrasi telah mengguncang Iran selama beberapa bulan, memicu tindakan keras yang mematikan dari pihak berwenang. Unjuk rasa yang berkembang jadi 'pemberontakan' pertama kali sejak revolusi 1979, dipicu oleh kematian Mahsa Amini, seorang wanita Kurdi-Iran berusia 22 tahun yang meninggal pada pertengahan September setelah ditahan oleh polisi moralitas negara.

Sejak itu, pengunjuk rasa di seluruh Iran telah bersatu dalam berbagai keluhan terhadap Pemerintah Teheran.

Jaksa Agung Iran Mohammad Jafar Montazeri mengatakan Hari Kamis, parlemen dan kehakiman Iran sedang meninjau undang-undang wajib jilbab negara itu, menurut outlet pro-reformasi Entekhab.

Montazeri juga dikutip mengatakan, polisi moralitas Iran yang ditakuti telah "dihapuskan", tetapi media pemerintah Iran sangat menolak komentar tersebut, dengan mengatakan kementerian dalam negeri yang mengawasi unit tersebut, bukan peradilan.

Dalam sebuah wawancara dengan CBS 'Face the Nation' pada Hari Minggu, Antony Blinken tidak akan mengatakan apakah AS percaya, langkah untuk menghapuskan polisi moralitas akan mengakhiri protes di negara tersebut.

antony blinken
Menlu AS Antony Blinken. (Wikimedia Commons/State Department/Ron Przysucha)

"Itu terserah rakyat Iran. Ini tentang itu. Ini bukan tentang kita. Dan apa yang telah kita lihat sejak pembunuhan Mahsa Amini adalah keberanian luar biasa dari anak muda Iran, terutama perempuan, yang telah memimpin protes ini, membela hak untuk dapat mengatakan apa yang ingin mereka katakan, kenakan apa yang ingin mereka kenakan," kata Menlu Blinken, melansir CNN 5 Desember.

Dalam wawancaranya dengan Jake Tapper dari CNN di "State of the Union, Menlu Blinken menunjuk pada sanksi AS terhadap mereka yang bertanggung jawab atas tindakan keras terhadap pengunjuk rasa di Iran.

"Kami mendukung hak orang di mana pun, baik di China, di Iran, di tempat lain, untuk memprotes secara damai, untuk menyampaikan pandangan mereka, untuk melampiaskan rasa frustrasi mereka," ujar Menlu Blinken.

Dikatakan oleh Menlu Blinken "pada dasarnya" protes di China dan Iran bukan tentang AS.

"Ini tentang orang-orang di kedua negara yang mencoba untuk mengekspresikan pandangan mereka, mencoba untuk memenuhi aspirasi mereka, dan tanggapan yang diambil pemerintah untuk itu," tandasnya.

Diketahui, protes di Iran memasuki bulan ketiga dengan Kelompok HAM HRANA mengatakan bahwa hingga Jumat 469 pengunjuk rasa telah tewas, termasuk 64 anak di bawah umur. Dikatakan 61 pasukan keamanan pemerintah juga tewas. Selain itu, sebanyak 18.210 pengunjuk rasa diyakini telah ditangkap, seperti mengutip Reuters.

Sedangkan Javaid Rehman, seorang ahli independen yang ditunjuk PBB di Iran, mengatakan pada Hari Selasa, lebih dari 300 orang tewas dalam protes tersebut, termasuk lebih dari 40 anak-anak.

Sementara itu, kantor berita Mizan mengutip dewan keamanan negara, Kementerian Dalam Negeri mengatakan 200 orang tewas dalam "kerusuhan" baru-baru ini.

Senin pekan lalu, Komandan Pasukan Dirgantara Korps Pengawal Revolusi Iran (IRGC) Brigjen Amir Ali Hajizadeh mengatakan, sekitar 300 orang, termasuk anggota pasukan keamanan, tewas dalam kerusuhan baru-baru ini.