Bagikan:

JAKARTA - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memastikan bahwa pelayanan investasi di Jateng mudah, murah, dan cepat sehingga bisa menarik lebih banyak investor.

“Saya kira yang paling penting bagaimana proses investasi yang ada di daerah itu mudah, murah, cepat. Tentu kerja sama antardaerah dengan melihat potensi market Indonesia yang juga gede, itu juga mesti menjadi pertimbangan,” kata Ganjar usai menghadiri Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2022 di Jakarta Convention Center (JCC), Antara, Rabu, 30 November. 

Pernyataan tersebut disampaikan Ganjar Pranowo menanggapi arahan Presiden Joko Widodo saat membuka acara. Data dari Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PMPTSP) Jawa Tengah menyebutkan realisasi investasi mengalami peningkatan setiap tahun.

Pada 2016 realisasi investasi mencapai Rp38,18 triliun, 2017 tercatat Rp51,54 triliun, 2018 menjadi Rp59,27 triliun, 2019 berkembang hingga Rp59,50 triliun.

Pada 2020, akibat COVID-19 investasi turun menjadi Rp50,24 triliun. Kemudian, Pada 2021 merangkak naik menjadi Rp52,71 triliun, dan pada 2022 sampai Triwulan III Rp44,99 triliun.

Pada 2022 ini, tercatat dari Triwulan I hingga IIII, penanaman modal asing (PMA) mencapai Rp26,82 triliun, dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) Rp18,17 triliun, dengan total Rp44,99 triliun. Dengan jumlah 14.704 proyek dan serapan pekerja hingga 170.757 orang.

Ganjar melanjutkan, persoalan terkait pungutan liar, perizinan dipersulit dan semacamnya, tidak boleh terjadi di Jateng. Di sisi lain, dukungan ketersediaan lahan juga diberikan dengan tidak terpaku pada kawasan industri saja.

“Di kabupaten/kota kan sebenarnya ada industri pariwisatanya yang bisa tumbuh, terus kemudian yang memang lebih banyak labor intensive ya itu juga mesti kita jaga agar komunikasi baik, orang senang, agar mereka juga mendapatkan perhatian maka kondusifitas yang hari ini mesti dijaga,” demikian Ganjar.