Kematangan Demokrasi Indonesia Diuji Saat Pemilu 2024
Guru Besar Bidang Sosial dan Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Dr. H. Budi Suryadi. (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Guru Besar Bidang Sosial dan Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Dr. H. Budi Suryadi mengatakan kematangan demokrasi Indonesia diuji saat Pemilu 2024.

"Pemilu mendatang menjadi lompatan besar bangsa ini dalam berdemokrasi, namun justru momen ini kita diuji," kata dia di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, dikutip dari Antara, Sabtu 26 November.

Menurut Prof. Budi, pemilu Indonesia yang besar diikuti ratusan juta pemilih tak hanya diukur dari sukses penyelenggaraan, namun juga kualitas dari proses dan hasilnya.

Berkaca pada pengalaman Pemilu 2019, maka Budi berharap seluruh masyarakat dapat menjadi garda terdepan membantu bangsa ini mencegah keretakan akibat perbedaan pilihan politik.

Diharapkan upaya-upaya dalam mencegah adanya perpecahan bangsa yang dipicu polarisasi identitas dapat dimasifkan.

Kemudian diingatkan pula perbedaan pilihan hanya sebatas di Tempat Pemungutan Suara (TPS), selebihnya kembali bersatu hidup rukun dan mendukung siapa pun pemimpin terpilih termasuk wakil rakyat di legislatif.

"Kita harapkan masyarakat semakin dewasa, semuanya bisa menyambut pemilu dengan riang gembira karena ini pesta demokrasi selayaknya dirayakan sebagai kemenangan bersama untuk menciptakan roda pemerintahan ke depan," jelas Dekan Fisip ULM itu.

Sebagaimana diketahui Pemilu Serentak 2024 dimulai Pemilu Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) pada 14 Februari 2024 berbarengan dengan Pemilu Legislatif (Pileg) untuk memilih anggota DPR RI, anggota DPRD provinsi, anggota DPRD kabupaten/kota, dan anggota DPD RI.

Kemudian pada 27 November 2022 digelar Pilkada untuk memilih gubernur, bupati, dan wali kota.