WASHINGTON - Turki kembali menyelenggarakan pemilu demokratis pada Minggu, 31 Maret. Negara ini memiliki budaya politik yang menjamin keamanan pemilu dan kepercayaan warga terhadap kotak suara
“Kami menganggap pemilu lokal pada 31 Maret 2024 sebagai tonggak penting dalam perjalanan Turkiye menuju demokrasi,” kata Altun dalam artikel yang diterbitkan di lebih dari 50 media di 13 negara.
Turki pada Minggu menggelar pemungutan suara untuk memilih wali kota, bupati, dan pejabat lokal lainnya yang akan menjabat selama lima tahun ke depan, termasuk di kota-kota yang diperebutkan seperti Istanbul, Ankara, dan Izmir.
Pada pemilu lokal 31 Maret, lebih dari 61 juta pemilih di seluruh negeri akan menggunakan suara mereka di lebih dari 200.000 TPS untuk kandidat dari 34 partai politik bersaing.
“Komitmen Turkiye terhadap nilai-nilai demokrasi dan visi inovatif mengenai pemerintahan daerah, yang disorot dalam pemilu lokal tanggal 31 Maret, sangat penting secara nasional dan internasional,” kata Altun.
Kampanye yang dilakukan dalam kondisi “aman dan adil” selama proses pemilu ini menunjukkan bahwa Turkiye adalah “salah satu negara terkemuka” di kawasan dalam hal “kematangan demokrasi” dan pentingnya pemerintahan lokal, tambah dia.
Menekankan bahwa pemilu yang adil, transparan, dan teratur adalah komponen paling mendasar dari demokrasi modern, kata Altun, sejak transisi ke sistem multi-partai pada 1946, Turkiye telah menjadi "pemimpin dalam menyelenggarakan pemilu yang teratur, adil, dan transparan."
Memanfaatkan lembaga seperti Dewan Pemilihan Tertinggi (YSK), pemilu di Turkiye dilakukan dengan pengawasan hakim independen, kata dia.
Oleh karena itu, Turki memiliki budaya politik canggih yang menjamin keamanan pemilu dan kepercayaan warga terhadap kotak suara.