JAKARTA - Jika tidak ada aral melintang, Ghana akan melakukan 'perubahan besar' pada transaksi internasionalnya untuk membayar minyak yang diimpor ke dalam negeri.
Pemerintah Ghana sedang mengerjakan kebijakan baru untuk membeli produk minyak dengan emas daripada cadangan dolar AS, kata Wakil Presiden Mahamudu Bawumia di Facebook.
Langkah tersebut dimaksudkan untuk mengatasi berkurangnya cadangan mata uang asing, ditambah dengan permintaan dolar oleh importir minyak, yang melemahkan mata uang cedi Ghana dan meningkatkan biaya hidup.
Cadangan Internasional Bruto Ghana mencapai sekitar 6,6 miliar dolar AS pada akhir September 2022, setara dengan cakupan impor kurang dari tiga bulan.
Angka itu turun dari sekitar 9,7 dolar AS miliar pada akhir tahun lalu, menurut data Pemerintah Ghana.
Jika diterapkan sesuai rencana untuk kuartal pertama 2023, kebijakan baru itu "akan secara mendasar mengubah neraca pembayaran kami, secara signifikan mengurangi depresiasi mata uang kami yang terus-menerus," kata Bawumia, melansir Reuters 25 November.
Menggunakan emas akan mencegah nilai tukar berdampak langsung pada harga bahan bakar atau utilitas, karena penjual domestik tidak lagi membutuhkan valuta asing untuk mengimpor produk minyak, jelasnya.
"Barter emas untuk minyak merupakan perubahan struktural yang besar," tambahnya.
Kebijakan yang diusulkan tidak biasa. Sementara negara terkadang memperdagangkan minyak untuk barang atau komoditas lain, kesepakatan semacam itu biasanya melibatkan negara penghasil minyak yang menerima barang non-minyak daripada sebaliknya.
Ghana diketahui memproduksi minyak mentah, tetapi bergantung pada impor untuk produk minyak sulingan sejak satu-satunya kilangnya ditutup setelah ledakan pada 2017.
Pengumuman Bawumia diunggah saat Menteri Keuangan Ken Ofori-Atta mengumumkan langkah-langkah untuk memotong pengeluaran, meningkatkan pendapatan dalam upaya mengatasi krisis utang yang meningkat.
BACA JUGA:
Dalam presentasi anggaran 2023 kepada parlemen pada hari Kamis, Ofori-Atta memperingatkan negara Afrika Barat itu berisiko tinggi mengalami tekanan utang, dan depresiasi cedi secara serius memengaruhi kemampuan Ghana untuk mengelola utang publiknya.
Pemerintah Ghana sendiri sedang menegosiasikan paket bantuan dengan Dana Moneter Internasional (IMF) karena negara penghasil kakao, emas dan minyak itu menghadapi krisis ekonomi terburuk dalam satu generasi.