Banyak Siswa Hilang setelah Serangan Kelompok Ber-AK-47 di Sekolah Nigeria
Ilustrasi foto (Jay Rembert/Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Jumat, 11 Desember 2020, penyerangan terjadi di sebuah sekolah di Nigeria. Penyerangan oleh orang-orang bersenapan AK-47 itu mengakibatkan banyak orang hilang hingga sekarang.

Mengutip CNN, Senin, 14 Desember, Hassan Abdul-Bashir adalah salah satu dari korban penyerangan tersebut. Anak berusia 13 tahun itu diperintahkan keluar, di mana orang-orang bersenjata menggiring semua orang ke gerbang sekolah.

Saat itulah dia memutuskan lari. Abdul-Bashir berlindung di bawah bus sekolah yang rusak, lalu lari ke pagar sekolah dan bersembunyi.

Ia berhasil melarikan diri. Tetapi sejumlah siswa yang tidak diketahui dari Sekolah Menengah Sains Pemerintah Kankara, termasuk sepupu dan teman Abdul-Bashir, masih hilang hingga kini.

"Mereka memerintahkan kerumunan seperti seorang gembala menggembalakan domba," kata Abdul-Bashir.

Dia mengatakan orang-orang bersenjata itu meminta uang kepada siswa, menggeledah loker mereka dan mengambil beberapa barang mereka. “Mereka menembak polisi yang menjaga sekolah kita. Saya melihat mereka banyak menggiring siswa. Bisa saja sebanyak 200 siswa, tapi saya tidak yakin,” katanya.

Siswa lainnya, Musa Adamu juga mengatakan, ia dan banyak teman sekelasnya berhasil kabur dengan melompat keluar jendela. Mereka melompat ketika mendengar suara tembakan. 

"Kami menuju pagar dan memanjatnya dan melompat ke bawah," kata Adamu. 

"Suara tembakan semakin keras, kami berlari ke arah yang berbeda, ke dalam hutan. Sebagian besar dari kami tidak memakai sepatu, dan kami terus berlari sampai kami lelah dan suara tembakan itu terdengar samar," tambahnya. 

Adamu mengatakan dia menghabiskan malam di hutan bersama sekitar 20 siswa lainnya. Tidak sampai keesokan paginya, mereka sadar bahwa kakinya terluka akibat melakukan pelarian. Mereka berjalan kembali ke kota, bertemu siswa lain yang bersembunyi di hutan dalam perjalanan.

"Ketika kami sampai di sekolah, kami melihat tentara, dan mereka meminta kami masuk dan menuliskan nama kami, setelah beberapa saat mereka menyuruh kami pergi berkemas dan pulang," katanya.

Polisi setempat mengatakan bahwa sejumlah besar penyerang yang mengendarai sepeda motor menyergap sekolah menengah anak laki-laki itu dalam upaya penculikan. Para pelaku ingin mendapatkan uang tebusan.

Juru bicara kepolisian Katsina Isa Gambo mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa bala bantuan yang datang ke tempat kejadian "memaksa para penjahat mundur kembali ke dalam hutan." Gambo mengatakan 200 siswa telah berhasil kembali dengan selamat ke sekolah.

Namun ia juga menekankan "terlalu dini" untuk mengetahui berapa banyak siswa yang hilang atau jika beberapa dari mereka diculik. Komisioner pendidikan negara bagian, Lawal Badmasi, mengatakan beberapa siswa diyakini masih bersama para penculik.

Tidak jelas berapa banyak orang yang berada di sekolah pada saat serangan itu karena beberapa mungkin telah pulang setelah ujian. Tentara mengunjungi rumah keluarga siswa untuk mencari tahu siapa yang masih hilang atau mungkin telah diculik.

Badmasi mengatakan sekolah menengah negeri serupa di negara bagian biasanya memiliki sekitar 700 siswa. Namun, dua siswa dari sekolah tersebut memperkirakan bahwa lebih dari 1.200 tengah bersekolah, dengan mempertimbangkan ketidakhadiran siswa senior di sekolah tersebut, yang meninggalkan sekolah setelah menyelesaikan ujian akhir tahun.

Presiden Nigeria Muhammadu Buhari mengutuk serangan itu dan memerintahkan tentara dan polisi mengejar para penyerang dan memastikan bahwa tidak ada siswa yang terluka atau hilang. Menurut laporan yang dikirim ke Presiden oleh Gubernur setempat Aminu Bello Masari dan tentara, militer baku tembak dengan orang-orang bersenjata dalam operasi yang sedang berlangsung di hutan Zango di Kankara pada Sabtu 12 Desember. Saat itu, tidak ada laporan korban jiwa. 

"Polisi, Angkatan Darat Nigeria, dan Angkatan Udara Nigeria bekerja sama dengan otoritas sekolah untuk memastikan jumlah sebenarnya dari siswa yang hilang dan/atau diculik sementara regu pencari bekerja dengan tekun untuk menemukan dan/atau menyelamatkan siswa yang hilang," kata Gambo dalam pernyataannya. Dia menambahkan bahwa keamanan ekstra telah diberikan ke sekolah tersebut.