KUPANG - Sebanyak 1.800 siswa kelas 1 dan 2 sekolah dasar (SD) di Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur, belum bisa membaca karena kesulitan mengikuti pembelajaran via daring semasa pandemi COVID-19.
"Masih ada 1.800 anak di Kota Kupang yang belum bisa membaca, sehingga para siswa itu menjadi prioritas untuk ikut dalam program pemulihan belajar melalui Program Lopo Pintar," kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kupang Dumuliahi Djami di Kupang, Antara, Kamis, 24 November.
Pemerintah Kota Kupang memfasilitasi penyelenggaraan kelas tambahan bagi siswa SD yang belum bisa membaca dan menulis melalui Program Lopo Pintar.
"Siswa yang mencapai 1.800 orang itu nantinya ikut dalam Program Lopo Pintar yang dilakukan di setiap kelurahan," katanya.
Menurut dia, Program Lopo Pintar mencakup pemberian pelajaran tambahan kepada siswa kelas 1 dan 2 yang belum bisa membaca dan menulis seusai sekolah. Dalam hal ini, para siswa akan mendapat pendampingan belajar dari mahasiswa perguruan tinggi mitra dengan pemerintah kota.
Dumuliahi mengungkapkan bahwa sebelumnya ada sekitar 3.000 siswa kelas 1 dan 2 SD di Kota Kupang yang belum bisa membaca dan menulis karena kesulitan mengikuti pembelajaran via daring semasa pandemi, tetapi jumlahnya berkurang 1.200 setelah para guru memberikan bimbingan membaca dan menulis kepada mereka.
BACA JUGA:
"Ini berkat kerja keras para guru yang terus membimbing para siswa dalam proses pembelajaran di kelas sehingga 1.200 orang anak kelas 1 dan 2 yang belum bisa membaca saat ini sudah memiliki kemampuan membaca dan menulis secara baik," katanya.