MEDAN - Tim Pemenangan pasangan calon wali kota dan wakil wali kota Medan Akhyar Nasution-Salman Alfarisi (AMAN) mengungkapkan kejanggalan Pilkada Medan.
"Diduga info data lembaga survei yang dimaksud penuh kejanggalan. Indikasi itu terlihat dari selisih kemenangan paslon nomor urut 02 (Bobby Nasution-Aulia Rachman) atas paslon nomor urut 01 (Akhyar-Salman) ditayangkan sejak awal terus bergerak menjauh hingga melewati 10 persen. Padahal, faktanya selisih keduanya sangat tipis dan belum diketahui pemenangnya," kata Wakil Ketua Tim Pemenangan AMAN Gelmok Samosir dikutip Antara, Minggu, 13 Desember.
Tim Akhyar Nasution meminta agar semua pihak tidak mempercayai hitung cepat (quick count) yang disiarkan televisi nasional. Menurut dia, quick count lewat televisi menggiring opini terhadap kemenangan paslon tertentu di Pilkada Medan.
Hingga kini, tim AMAN menunggu hasil resmi dalam rapat pleno Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Medan pada tanggal 15—17 Desember. Setelah itu, pihaknya mengeluarkan sikap atas hasil pengumuman tersebut.
Saat ini, kata Gelmok, tim advokasi yang dibantu tim hukum serta sukarelawan menginventarisasi seluruh temuan akibat pelanggaran pilkada maupun kejahatan pilkada. Tim Akhyar kembali menyinggung politik uang.
"Bahkan, diduga uang untuk memilih paslon tertentu," katanya mengungkapkan.
BACA JUGA:
Tim AMAN juga mengklaim menemukan adanya indikasi kuat kesengajaan tidak disalurkannya surat undangan pemilih C6 sehingga banyak warga yang gagal dalam menggunakan hak pilihnya. Hal ini ditandai dengan rendahnya pemilih datang ke tempat pemungutan suara (TPS).
"Kami membuka posko pengaduan pelanggaran kecurangan, bahkan dugaan kejahatan sepanjang sosialisasi hingga hari kampanye, baik berupa foto, rekaman video, maupun kesaksian siapa saja yang ingin berkontribusi menciptakan pilkada yang sehat dan bermartabat," kata Gelmok.