BMKG Minta Daerah Topografi Curam di 7 Kecamatan Manggarai Barat Waspada Longsor
Ilustrasi material longsor akibat intensitas hujan tinggi. (Pixabay)

Bagikan:

NTB - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan warga di tujuh kecamatan di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur untuk mewaspadai potensi bencana hidrometerologis seperti tanah longsor dan banjir.

"Manggarai Barat berstatus waspada terhadap dampak hujan lebat seperti tanah longsor dan banjir," kata Kepala Stasiun Meteorologi Komodo Sti Nenotek di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin 21 November.

Tujuh kecamatan yang perlu mewaspadai bencana tanah longsor dan banjir yakni Kecamatan Kuwus, Kuwus Barat, Ndoso, Pacar, Mbeliling, Sano Nggoang, dan Boleng.

Sti mengatakan, peringatan dini cuaca ini telah dikeluarkan oleh BMKG mengingat kondisi wilayah NTT yang berada pada periode musim hujan dengan peningkatan pertumbuhan awan hujan yang menyebabkan potensi hujan ringan hingga lebar disertai petir dan angin kencang.

Pada tujuh wilayah yang dia sebutkan, Sti mengingatkan agar waspada dengan dampak hujan dan angin kencang itu, selain banjir dan tanah longsor, namun juga pohon tumbang, jalanan licin, serta sambaran petir.

"Bagi daerah memiliki topografi curam atau tebing harus waspada dengan potensi longsor atau banjir bandang saat hujan berdurasi panjang," ujarnya.

Sti menjelaskan, beberapa dampak lain dari hujan dengan intensitas tinggi itu yakni jembatan rendah yang tidak dapat dilintasi serta aliran banjir berbahaya yang dapat mengganggu aktivitas masyarakat dalam skala menengah. Ada pula potensi kerusakan lahan pertanian karena curah hujan yang tinggi ini.

Untuk itu, masyarakat harus hati-hati dalam beraktivitas di luar rumah. Namun, apabila tidak ada hal yang mendesak, masyarakat diminta untuk tidak beraktivitas di luar rumah.

"Masyarakat yang tinggal di lereng bukit harus melakukan evakuasi apabila hujan turun dengan lebat. Hal itu harus dilakukan untuk menghindari kejadian longsor," katanya menegaskan.

Kejadian banjir sendiri telah terjadi pada Sabtu 19 November. Banjir menyebabkan luapan material persawahan menutupi badan jalan sehingga terjadi kemacetan di Jalan Trans Flores, Culu, Desa Tondong Belang, Kecamatan Mbeliling.

Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat bersama Polres Manggarai Barat pun turun melakukan penanganan bencana. Adapun selain Manggarai Barat, Sti meminta Kabupaten Manggarai dan Manggarai Timur juga perlu mewaspadai hal serupa.