Antisipasi Ancaman Rusia, Inggris Pesan Lima Kapal Perang Baru Senilai Rp78 Triliun
Pembangunan Fregat Tipe 26 HMS Glasgow. (Wikimedia Commons/Ministry of Defence)

Bagikan:

JAKARTA - Inggris akan menggelontorkan 4,2 miliar poundsterling (Rp78.375.613.302.000) untuk lima kapal perang jenis fregat baru dari raksasa pertahanan BAE Systems, untuk meningkatkan keamanan dalam menghadapi ancaman Rusia yang meningkat, kata Perdana Menteri Rishi Sunak Selasa.

"Inggris dan sekutu mengambil langkah untuk meningkatkan keamanan mereka dalam menghadapi meningkatnya ancaman Rusia," kata PM Sunak dalam pernyataan Downing Street, melansir Daily Sabah 15 November.

"Tindakan Rusia menempatkan kita semua dalam risiko. Saat kita memberikan dukungan yang dibutuhkan rakyat Ukraina, kita juga memanfaatkan keluasan dan kedalaman keahlian Inggris untuk melindungi diri kita sendiri dan sekutu kita. Ini termasuk membangun kapal perang Inggris generasi berikutnya," terang PM Sunak.

Pengeluaran tersebut adalah fase berikutnya dalam program di mana tiga kapal sudah dibangun, dan kedelapan fregat diharapkan selesai pada pertengahan 2030-an.

Diketahui, ada tiga fregat yang tengah dibangun saat ini. Yang pertama adalah HMS Glasgow F88, HMS Cardiff F89, HMS Belfast F90.

Dalam pernyataan terpisah, BAE Systems mengonfirmasi pesanan lima fregat Kelas Kota Tipe 26 lainnya.

Raksasa pertahanan Inggris itu menambahkan, pesanan ini akan mempertahankan 4.000 pekerjaan di seluruh perusahaan dan rantai pasokan yang lebih luas.

"Kontrak ini mengamankan industri Inggris yang kritis dan memungkinkan kami untuk membangun sejarah panjang pembuatan kapal kami, saat kami terus mengirimkan peralatan mutakhir ke Angkatan Laut Kerajaan hingga dekade berikutnya,” kata kepala eksekutif BAE Charles Woodburn.

Pengumuman Selasa datang saat Sunak mengutuk invasi "barbar" Rusia ke Ukraina, dalam pidato kunci di KTT G20 di Bali, Indonesia.

BAE Systems sementara itu juga meningkatkan panduan pendapatannya, mengutip pesanan yang kuat sebagai akibat dari "lingkungan ancaman yang meningkat" setelah konflik Ukraina.

"BAE adalah penerima manfaat dari ketegangan geopolitik saat ini," kata analis Olly Anibaba di konsultan penelitian Third Bridge.

"Para ahli kami memperkirakan anggaran pertahanan AS dan Eropa akan terus tumbuh selama 2-5 tahun ke depan. Konflik Rusia-Ukraina merupakan peringatan bagi banyak negara Eropa."