JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengungkap banyak anggapan pelaku korupsi yang tertangkap adalah orang yang sedang sial. Hal ini dianggap sebagai degradasi moral masyarakat di Tanah Air.
"Perilaku korupsi sudah mulai menjadi budaya oleh penduduk Indonesia termasuk oleh pelaku dunia usaha," kata Wakil Ketua KPK Johanis Tanak dalam keterangan tertulisnya, Sabtu, 19 November.
"Sehingga banyak pelaku tindak pidana korupsi yang tertangkap oleh KPK hanya dianggap sedang sial atau apes," sambungnya.
Johanis menyebut anggapan semacam ini harusnya tidak terjadi dan jadi perhatian komisi antirasuah. Apalagi, praktik korupsi merugikan masyarakat secara keseluruhan.
"KPK juga ingin membudidayakan perilaku antikorupsi, salah satunya melalui bimbingan teknis antikorupsi bagi BUMN, BUMD maupun pihak Swasta,” tegasnya.
Lebih lanjut, Johanis bilang KPK kini punya strategi lain dalam memberantas korupsi. Selain menindak, mereka berupaya melakukan pencegahan dan pendidikan di tengah masyarakat.
Harapannya, masyarakat ke depan tak akan mau lagi melakukan korupsi. "Namun demikian ketiga strategi tersebut tidak akan berjalan efektif dan berdaya guna jika tidak ada peran serta masyarakat," pungkas Johanis.