Bagikan:

JAKARTA - Jumiyati (48) pemilik rumah yang atapnya roboh di Jalan Bali Matraman, Manggarai, Jakarta Selatan, mengatakan bila anaknya izin tidak sekolah hari ini lantaran seragamnya basah dan kotor akibat terguyur hujan sejak dini hari, Kamis 17 November.

“Anak-anak izin sekolah, soalnya baju-bajunya basah. Saat kejadian itu, paginya saya langsung telepon sekolah, kalau anak saya tidak masuk sekolah, karena terkena musibah,” kata Jumiyati saat ditemui di lokasi, Kamis, 17 November.

Jumiyati juga mengatakan prabotannya di rumah rusak dan kotor, karena terguyur hujan dan ketiban puing-puing atap rumahnnya.

“Perabotan semua masih di dalam karena kondisinya hujan deras. Jadi ada petir, selamatin diri dulu, barang-barang ditinggal,” katanya dengan nada lirih.

Ia terpaksa meninggalkan rumahnya dan harus tinggal di rumah kosong milik tetangganya. Karena kondisi rumahnnya sudah tak layak ditempati.

“Saya tinggal di rumah kosong milik tetangga. Ya mau gimana lagi, rumah saya tidak ada atap dan barang-barang tidak dapat dibawa juga karena pada basah terguyur hujan,” ucapnya.

“Tadi dikasih makanan dan selimut dari pihak kelurahan,” sambungnya.

Jumiyati juga menjelaskan, kronologis kejadian atap rumahnya yang roboh itu berawal dari hujan deras disertai angin kencang.

Jumiyati mengaku terbangun di pukul 03.00 WIB, dia mendengar suara seperti genteng yang ingin retak. Alhasil, ia langsung membangunkan seluruh keluarganya untuk keluar rumah.

Benar saja, tak lama kemudian atap rumahnya roboh karena terbawa angin kencang.

“Kebetulan kami sekeluarga suka bangun pagi, saya denger suara di genteng seperti atap mau roboh. Terus kita langsung keluar rumah, anak saya lagi tidur, saya tarik keluar rumah,” tutupnya.

Sebelumnya diberitakan, Atap rumah milik warga di Jalan Bali Matraman, Manggarai, Jakarta Selatan roboh akibat tertiup angin kencang disertai hujan deras yang terjadi sejak Kamis dini hari, 17 November.