Ngabalin: Masyarakat Harus Tetap <i>Positive Thinking</i> terkait Reformasi Polri
Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin. (ANTARA/HO-Kantor Staf Presiden)

Bagikan:

JAKARTA - Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin mengajak masyarakat untuk berpikir positif terkait reformasi internal di tubuh Polri yang dilakukan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

"Masyarakat harus tetap positive thinking bahwa pimpinan kepolisian negara sedang melakukan reformasi secara internal," kata Ngabalin dalam keterangan tertulis dilansir ANTARA, Jumat, 11 November.

Ngabalin menyebut Kapolri telah mengeluarkan sejumlah gagasan besar, di antaranya agar mengurangi dilakukannya tilang manual di jalan raya hingga mempermudah masyarakat dalam pembuatan SIM.

Selain itu, kata Ngabalin, Kapolri tengah memperkuat sumber daya manusia (SDM) maupun sistem di Korps Bhayangkara itu sendiri.

"Itu suatu prestasi besar yang dilakukan Kapolri," ujarnya.

Dia meyakini Polri akan profesional dalam menjalankan tugas dan fungsinya menegakkan hukum dan menjaga keamanan negara.

"Ke depan tentu polisi akan profesional dalam tugas, fungsi, dan kewenangannya sebagai penegakan hukum dan keamanan dalam negara," katanya.

Sebelumnya, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyerukan reformasi kultural Polri di hadapan 2.123 perwira polisi lulusan Sekolah Inspektur Polisi Angkatan Ke-51. Ia berharap seluruh lulusan menjadi agen penggerak guna mengembalikan kepercayaan publik terhadap Korps Bhayangkara.

"Untuk meningkatkan kepercayaan publik, maka rekan-rekan harus menjadi agen penggerak reformasi kultural Polri. Saya memahami bahwa untuk melakukan hal tersebut tidak mudah. Kendati demikian, harus dilakukan demi kebaikan institusi Polri yang dicintai," kata Sigit.

Sigit mengatakan kepercayaan publik merupakan kunci utama dan harga mati bagi institusi Polri dalam melaksanakan tugas pokoknya, yaitu melindungi, mengayomi, dan melayani masyarakat, seperti yang diamanatkan Presiden Joko Widodo bahwa citra Polri agar terus dijaga.

Menurut Sigit, apabila kepercayaan publik terhadap Polri tinggi, tentunya setiap upaya pemolisian akan lebih efektif karena mendapat dukungan penuh dari masyarakat.