Kasus DBD di Mukomuko Tambah 30, Ingin Pengasapan Pemkab Terkendala Dana
Petugas mengasapi kawasan pemukiman untuk memberantas nyamuk Aedes Aegypti penyebab Demam Berdarah Dengue (DBD). (Antara-Iggoy el Fitra)

Bagikan:

BENGKULU - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Mukomuko, Bengkulu, mencatat jumlah warga yang terserang penyakit demam berdarah dengue (DBD) dalam tahun 2022 bertambah menjadi 30 orang.

"Pada Oktober 2022 ada lagi dua orang penderita DBD sehingga jumlah warga yang menderita DBD menjadi 30 orang," kata Pengelola Program DBD pada Dinas Kesehatan Kabupaten Mukomuko, Bara Lendra, dalam keterangannya, dikutip dari Antara, Jumat 11 November.

Ia mengatakan, hal itu terkait dengan jumlah warga setempat yang menderita penyakit DBD terhitung sejak bulan Januari hingga Oktober 2022.

Dua orang yang menderita penyakit DBD pada bulan Oktober tahun ini tersebar di dua wilayah, yakni di Bantal Kecamatan Teramang Jaya dan Desa Lubuk Sanai, Kecamatan XIV Koto.

Dari 30 orang warga setempat yang menderita penyakit DBD tidak ada penderita yang dilaporkan meninggal dunia.

"Kalau tahun lalu ada penderita penyakit DBD yang meninggal dunia. Tahun ini belum ada laporan warga yang meninggal dunia akibat penyakit ini," ujarnya.

Bara menjelaskan, dari 30 warga yang positif terjangkit DBD selama 2022. Penderita yang paling banyak itu pada bulan Mei sebanyak enam orang, bulan Juli empat orang, Juni tiga orang, dan April tiga orang, September tiga orang, dan Oktober dua orang.

Sedangkan jumlah warga yang positif terjangkit penyakit DBD bulan Januari hingga Maret 2022 masing-masing satu kasus.

Pihak Dinkes setempat telah melakukan berbagai upaya seperti fogging atau pengasapan di lokasi yang ditemukan kasus, termasuk melakukan penyelidikan epidemologi (PE), dan larvasida.

Namun dari 30 kasus DBD tersebut, katanya, hanya delapan lokasi yang dilakukan pengasapan karena ketiadaan anggaran untuk melakukan kegiatan tersebut.

"Kita melakukan fogging di delapan lokasi tersebut atas kerja sama pihak puskesmas dengan pemerintah desa," ujarnya.

Selain itu melalui Puskesmas tetap mengimbau camat, lurah, dan kepala desa hingga RT dan seluruh masyarakat untuk melakukan kegiatan pencegahan penularan penyebaran penyakit ini.

Pihaknya menyarankan warga terutama yang ditemukan kasus DBD agar melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) guna mencegah penyebaran penyakit DBD pada saat ini.