JAKARTA - Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), bersama dengan program Breakthrough ACTION for COVID-19 yang didukung oleh The United States Agency for International Development (USAID), telah memperluas akses vaksinasi COVID-19 di Indonesia dengan melaksanakan kegiatan komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat untuk membangun kesadaran akan pentingnya vaksinasi COVID-19.
Hal ini khususnya diperuntukkan bagi masyarakat rentan seperti lansia, masyarakat adat, masyarakat budaya dan masyarakat umum agar melengkapi dosis vaksinasinya serta untuk tidak lengah dan tetap taat menjalani protokol kesehatan.
Berbicara dalam acara Media Briefing bertajuk “SIAP Lanjutkan ProKesnya, SIAP Lengkapi Vaksinasinya” hari ini Senin 7 November yang dilakukan secara daring di Jakarta, Ahli Epidemiologi, dr. Iwan Ariawan, MSPH mengatakan, kedaruratan COVID-19 di Indonesia belum berakhir, terlebih saat ini telah muncul varian-varian baru.
"Jadi mari segera kita akhiri pandemi ini dengan melengkapi vaksinasi COVID-19 sampai booster dan terus melakukan prokes," ujarnya.
Turut hadir dalam Media Briefing tersebut, Haerani Dahlan, S.Ip, M.Si, Asisten Administrasi Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Sinjai yang mewakili Bupati Sinjai, Sulawesi Selatan, Andi Seto Gadhista Asapa, S.H., LL.M; David Stanton, Deputy Director for Infectious Diseases USAID Indonesia/Health Office; Fitri Putjuk, Indonesia Country Representative Johns Hopkins Center for Communication Programs (JHCCP) dan Dian Rosdiana, Communication Team Leader Breakthrough ACTION for COVID-19 program.
Tidak dapat dipungkiri bahwa kesenjangan vaksinasi saat ini masih besar. Data terbaru dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada September 2022 menunjukkan bahwa dari total 210 juta orang di Indonesia yang telah menerima vaksinasi COVID-19, hanya 43.967.085 yang sudah melengkapi dosis vaksinasi.
Pada kelompok lansia, hanya 6.698.254 yang sudah melengkapi dosis vaksinasi. Masih banyak kelompok masyarakat yang belum terwakili dan mendapatkan akses vaksinasi karena hambatan sosial, budaya dan ekonomi, seperti lansia, masyarakat adat, agama, dan pekerja seni budaya.
Selain itu, tantangan lain yang masih harus diperhatikan adalah adanya hambatan akses dan suplai vaksinasi. Hal ini menunjukkan bahwa masih sangat diperlukan dorongan untuk menggalakkan dan memotivasi masyarakat untuk melengkapi dosis vaksinasi dan membangkitkan urgensi terhadap pemerintah untuk memperhatikan akses dan suplai vaksin.
Di luar isu terkait vaksinasi, sebelum pandemi benar-benar telah berakhir, dorongan dan motivasi untuk tetap melakukan protokol kesehatan juga masih harus dikampanyekan.
Di sisi lain, setelah hampir tiga tahun disuguhi oleh berita-berita terkait COVID-19, masyarakat dan juga media sudah jenuh menerima informasi terkait COVID-19. Saat ini yang terjadi adalah euforia endemi.
Media, baik nasional maupun regional, sudah tidak banyak lagi mempublikasikan berita-berita terkait COVID-19, padahal media memiliki pengaruh terbesar dalam membangun opini masyarakat, terutama dalam situasi pandemi. Kebutuhan akan berita dan informasi COVID-19 dengan sudut pandang lain di media masih dibutuhkan, khususnya berita-berita positif mengenai vaksinasi dan penerapan protokol kesehatan sebagai tindakan utama dalam melawan COVID-19 yang belum usai hingga kini.
Mendukung kesiapan pemerintah dalam pelaksanaan vaksinasi, termasuk meningkatkan akses dan penerimaan vaksin bagi seluruh populasi yang memenuhi syarat, mengatasi keraguan, dan melawan mis-informasi serta dis-informasi mengenai vaksin, program Breakthrough ACTION for COVID-19, sejak Desember 2021 telah melakukan kampanye SIAP (Semangat Dapat Vaksinasi Lengkap) yang telah melibatkan berbagai pihak dari pemerintah Nasional, Daerah dan masyarakat, khususnya masyarakat rentan seperti lansia, masyarakat adat, masyarakat budaya dan masyarakat umum di beberapa kabupaten yang menjadi fokus pelaksanaan kegiatan, antara lain di provinsi Riau: Kabupaten Kampar, dan Kota Dumai, provinsi Jawa Timur: Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Pasuruan, provinsi Kalimantan Barat: Kabupaten Kubu Raya dan Kayong Utara, provinsi Sulawesi Selatan: Kabupaten Bantaeng dan Kabupaten Sinjai, provinsi NTT: Kabupaten Kupang dan Kabupaten Timor Tengah Selatan.
BACA JUGA:
Menurut Dian Rosdiana, Communication Team Leader Breakthrough ACTION for COVID-19 program, banyak pembelajaran yang dapat diambil ketika pihaknya melakukan kampanye SIAP yang telah berhasil menjangkau lebih dari 167 juta populasi dan melahirkan ribuan agen perubahan di pelaksanaan Program Vaksinasi ini.
"Keberhasilan yang dihadapi di lapangan, merupakan hasil kerja bersama dengan keterlibatan dan komitmen para pimpinan nasional, daerah serta tokoh masyarakat, turut mengambil peran yang sangat penting atas kesuksesan pelaksanaan vaksinasi baik di nasional maupun di daerah," jelas Dian.
Mengamini pernyataan Dian, Andi Seto Gadhista Asapa, S.H., LL.M, Bupati Sinjai - Sulawesi Selatan, yang kehadirannya diwakili oleh Haerani Dahlan, S.Ip, M.Si, Asisten Administrasi Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Sinjai, dan daerahnya masuk dalam program kampanye Breakthrough ACTION for COVID-19 menyampaikan, pihaknya merasa sangat beruntung dan berterimakasih karena daerah kami masuk ke dalam program kampanye ini.
Dengan keadaan masyarakat yang beragam, tinggal berjauhan seperti komunitas nelayan, petani, dan kelompok masyarakat rentan lainnya termasuk lansia yang memerlukan pendekatan khusus, sinergi tim Breakthrough ACTION for COVID-19, peran aktif masyarakat dan kami sebagai pemerintah daerah, mampu mempersuasi masyarakat yang masih ragu dengan keamanan vaksin patut diacungi jempol.
"Terbukti dari awal sebelum tim Breakthrough ACTION for COVID-19 membantu program vaksinasi di wilayah kami, capaian vaksinasi COVID-19 tahap pertama 69,2 persen dan tahap kedua sebesar 27,69 persen (per Desember 2021), dan setelah tim Breakthrough ACTION for COVID-19 masuk data per Oktober 2022 mencatat capaian vaksinasi COVID-19 tahap I menjadi sebesar 85,57 persen, tahap II 55,14 persen, dan tahap III 10,4 persen," jelasnya.
"Banyak pembelajaran yang kami dapat dalam masa kampanye program ini, kesadaran masyarakat akan kondisi sekitarnya juga semakin terbangun, sehingga kami berharap hal-hal baik tersebut dapat menjadi pembelajaran dan dapat diaplikasikan di daerah-daerah lain di Indonesia," pungkasnya.