Bagikan:

JAKARTA  - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memperluas uji coba integrasi platform SatuSehat pada ratusan jaringan fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) masyarakat di Pulau Jawa-Bali.

"SatuSehat menjadi solusi untuk menghadirkan standar format interoperabilitas, sehingga data kesehatan pada sistem informasi fasyankes dapat saling interoperabel dan terintegrasi,” kata Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin) Kemenkes Tiomaida Seviana Hasmidawati Hasugian dilansir ANTARA, Jumat, 4 November.

Perluasan uji coba kali ini dilakukan di Provinsi Jawa Barat yang bergulir mulai 1 hingga 3 November 2022. Hasilnya, 804 sistem informasi di fasyankes, yang terdiri atas 762 puskesmas dan 42 rumah sakit, telah terintegrasi ke platform SatuSehat.

“Tantangan terbesar yang dihadapi saat ini adalah terfragmentasinya data kesehatan di berbagai aplikasi serta tidak seragamnya metadata pada sistem informasi di fasyankes," katanya.

SatuSehat merupakan platform untuk mengintegrasikan data kesehatan individu antarfasyankes dalam bentuk rekam medis elektronik (RME) guna mendukung interoperabilitas data kesehatan melalui standarisasi dan digitalisasi.

Tiomaida menjelaskan, melalui SatuSehat, data informasi kunjungan hingga diagnosis pasien pada Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (Simpus) dan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) yang tercatat secara elektronik melalui RME dapat dipertukarkan antarfasyankes yang terintegrasi atas izin pemilik data.

Dalam melakukan uji coba integrasi, kata Tiomaida, para peserta diberikan pendampingan cara mengirimkan data RME ke dalam platform SatuSehat. Data kemudian dimanfaatkan oleh fasyankes yang terintegrasi untuk mendapatkan referensi informasi kondisi kesehatan pasien.

Sementara itu, Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Barat Raden Vini Adiani Dewi berharap, dengan terintegrasi Simpus dan SIMRS di Jawa Barat ke dalam platform SatuSehat dapat meningkatkan efektivitas kerja para tenaga kesehatan di fasyankes.

“Kami sangat antusias dengan adanya upaya integrasi fasyankes di Jawa Barat dengan SatuSehat. Karena selama ini para nakes harus melakukan pelaporan di banyak aplikasi," katanya.

Platform SatuSehat diaplikasikan nakes dengan cara menginput data pada satu sistem utama milik masing-masing fasyankes, yang kemudian akan terintegrasi secara otomatis dengan sistem informasi kesehatan lainnya.

Hingga diselenggarakan uji coba SatuSehat kali ini, ada total 7.363 fasyankes di Pulau Jawa yang siap terintegrasi ke dalam platform tersebut.

Setelah diselenggarakan di Jawa Barat, uji coba integrasi SatuSehat selanjutnya juga akan dilaksanakan di Provinsi Bali dalam waktu dekat.

Sementara itu, Kemenkes menargetkan 12.000 fasyankes di Pulau Jawa-Bali akan terintegrasi dengan SatuSehat pada tahun ini, dan seluruh fasyankes pada tahun 2023 mendatang.

Rangkaian kegiatan ini didukung oleh Country Health Information Systems and Data Use (CHISU) USAID bekerja sama dengan pemerintah provinsi dan dinkes provinsi/kabupaten/kota terkait.