YOGYAKARTA - Layanan kesehatan di Indonesia terus bertransformasi menuju {metode|cara} kesehatan yang kuat, tangguh dan terintegrasi. Salah satunya dengan menjalankan integrasi data rekam medis pasien di fasyankes ke dalam satu platform Indonesia Health Services (IHS) yang diberikan nama SATUSEHAT yang secara sah di luncurkan oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin pada Selasa (26/7) di Jakarta. Yuk cari tahu lebih dalam terkait apa itu aplikasi Satusehat!
Platform ini adalah perwujudan dari pilar ke enam transformasi metode kesehatan yakni pilar transformasi teknologi kesehatan yang diinisiasi oleh Menkes Budi. Platform ini juga diinginkan mensupport implementasi lima pilar transformasi metode kesehatan lainnya seperti transformasi layanan primer, transformasi layanan rujukan, transformasi metode ketahanan kesehatan, transformasi metode pembiayaan kesehatan dan transformasi SDM kesehatan yang dikala ini juga sedang berjalan.
Apa Itu Aplikasi Satusehat
“Dalam transformasi digital kesehatan ada 3 program yang akan kita lakukan, pertama integrasikan data, kedua rapihkan & sederhanakan aplikasi, ketiga bangun ekosistem inovasi. Program SatuData Kesehatan yang kita luncurkan hari ini akan mengintegrasikan data kesehatan dan menstandardisasi format dan protokol pertukaran data,” ujar Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.
Dalam mengoptimalkan platform ini, Kementerian Kesehatan mengadopsi contoh infrastruktur Platform-as-a-service (PAAS) yang mengaitkan semua ekosistem pelaku industri kesehatan untuk menghasilkan satu data kesehatan nasional yang bisa dipercaya.
Nantinya platform ini akan menjadi penghubung antar platform aplikasi yang bermacam-macam pada pelbagai pelaku industri kesehatan. Untuk itu, seluruh aplikasi ataupun fasilitas pelayanan kesehatan seperti RS vertikal, RS pemerintah, RS swasta, Puskesmas, Posyandu, lab, klinik sampai apotik seharusnya mencontoh standar yang sudah ditentukan Kementerian Kesehatan di platform SATUSEHAT.
Dikatakan Menkes, adanya IHS pertukaran data kesehatan nasional akan lebih efisien dan tepat sasaran. Lewat platform ini, masyarakat tak perlu lagi membawa berkas rekam medis fisik kalau mesti berpindah rumah sakit. Semua resume rekam medis pasien sudah terekam secara komputerisasi di platform SATUSEHAT yang terintegrasi dengan PeduliLindungi dan dapat diakses lewat smartphone, di mana saja dan kapan saja.
“Melalui integrasi ini kita akan mengintegrasikan data kesehatan pasien dari seluruh fasilitas kesehatan (RS, Klinik, Lab, Apotik) ke dalam PeduliLindungi. Sehingga pasien rujukan ke RS tidak perlu repot mengirim dokumen medis yang berisi hasil lab/diagnosa atau mengulang pemeriksaan lab, karena semua data seperti USG, rekam jantung, CT Scan, termasuk obat yang telah diberikan sudah masuk ke PeduliLindungi.” jelas Menkes.
Seperti Itu juga dengan kekuatan kesehatan, dengan adanya platform SATUSEHAT, nakes tak perlu menginput data berulang pada aplikasi yang berbeda. Cukup mengisi di satu aplikasi, yang secara otomatis terhubung dengan aplikasi kesehatan lainnya.
Kecuali terintegrasi dengan fasilitas pelayanan kesehatan, lab dan toko obat, Kemenkes berencana menjalankan integrasi SATUSEHAT dengan BPJS Kesehatan.
Integrasi mencakup cara pencatatan tuberkulosis, metode pencatatan secara komputerisasi data kematian Maternal dan Perinatal, imunisasi, cara acuan nasional, kesehatan ibu dan anak, Metode info manajemen data terpadu kesehatan lingkungan dan pengontrolan penyakit.
Pengerjaan integrasi data ke platform SATUSEHAT akan dikerjakan lewat sebagian fase dengan sasaran melengkapi data yang termasuk ke dalam standar rujukan medis ke IHS.
Fase pertama, data registrasi pasien dan diagnosa. Fase kedua yakni data prosedur medis, data keadaan vital, dan data diet. Fase ketiga, data obat yang terintegrasi dengan kamus obat (KFA). Fase keempat, data observasi lab dan data demografi radiologi. Kemudian, fase kelima, data alergi dan data keadaan fisik.
“Saya harapkan SatuData Kesehatan akan terus berkembang, mengintegrasikan data demografi, data medis, bahkan juga data genomika, yang akan kita luncurkan Agustus mendatang. Sehingga Indonesia akan memiliki sistem data kesehatan digital yang paling lengkap dan terintegrasi” ujar Menkes.
Lebih lanjut, Menkes ingin integrasi data kesehatan ini kian memperkokoh cara kesehatan Indonesia yang lebih canggih, efisien dan tepat sasaran.
Staf ahli Menteri Bidang Teknologi Kesehatan yang juga Chief Komputerisasi Transformation Office, Setiaji menceritakan sekarang ini sejumlah fasilitas pelayanan kesehatan sudah menjalankan uji coba platform baru ini. Uji coba versi alfa sudah dikerjakan terhadap sekitar 41 RS diantaranya 9 RS vertikal dan 32 RSUD DKI Jakarta dan dikala ini sedang berlangsung ujicoba beta IHS di 31 lembaga mulai dari perusahaan kesehatan sampai laboratorium kesehatan.
“Platform ini telah diuji coba kepada 41 rumah sakit vertikal milik pemerintah pada tahap alpha testing dan sedang berlangsung uji coba fase beta yang melibatkan 31 institusi dari latar belakang yang berbeda–beda,” kata Setiaji.
Sampai akhir tahun 2022, Kemenkes menargetkan akan ada sekitar 8.000 fasilitas layanan kesehatan di Indonesia sudah terintegrasi dengan IHS dan seluruhnya terintegrasi pada 2023.
Sementara itu, berkaitan dengan aspek keamanan. Setiaji menceritakan Kementerian Kesehatan sudah bekerjasama dengan Badan Siber Sandi Negara (BSSN) untuk menentukan keamanan data pribadi pengguna. Hal ini juga akan diperkuat dengan peraturan dari Kemenkes yang akan membatasi pemakaian platform SATUSEHAT.
“Regulasi ini telah ditandatangani oleh Menteri Kesehatan. Mudah-mudahan setelah launching ini bisa kita keluarkan aturan tersebut,” harap Setiaji.
Info ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk berita lebih lanjut bisa menghubungi nomor hotline Halo Kemenkes lewat nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan domisili e-mail [email protected] (MF)
Jadi setelah mengetahui apa itu aplikasi satusehat, simak berita menarik lainnya di VOI, saatnya merevolusi pemberitaan!