Kelapa Sawit Jadi Penghasil Devisa Ekspor Terbesar Non Migas Indonesia, Berapa Nilainya?
Ilustrasi kelapa sawit. (Foto: Dok. Kementerian Pertanian)

Bagikan:

JAKARTA - Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas strategis yang memiliki peran besar dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Tak hanya itu, kelapa sawit juga merupakan komoditas strategis nasional dengan tingkat urgensi yang tinggi bagi perekonomian domestik dan global.

Plt Direktur Kemitraan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), Edi Wibowo mengatakan, Indonesia merupakan produsen terbesar minyak sawit dunia.

Lebih lanjut, Edi berujar, produk kelapa sawit dan turunannya bahkan telah diekspor ke seluruh penjuru dunia dan merupakan komoditas penghasil devisa ekspor terbesar Indonesia dari sektor non migas

"Rata-rata nilai ekspor (kelapa sawit) per tahun mencapai sebesar 21,4 miliar dolar AS atau rata-rata 14,19 persen per tahun dari total ekspor non migas Indonesia," katanya, dalam Webinar bertajuk Prospek Bisnis Vitamin A & E Berbasis Minyak Kelapa Sawit, Rabu, 9 Desember.

Bahkan, kata Edi, di masa pandemi COVID-19, sektor kelapa sawit terbukti mampu bertahan dan tetap menyumbangkan devisa ekspor yang cukup besar bagi APBN.

"Hingga Agustus 2020, devisa terkumpul dari ekspor sawit mencapai 13 miliar dolar AS di tengah lesunya sektor-sektor penghasil devisa lainnya seperti migas, batu bara dan pariwisata," jelasnya.

Serap Tenaga Kerja Besar

Edi berujar, perkebunan dan industri kelapa sawit juga telah membuka jutaan lapangan kerja di dalam negeri. Baik untuk petani sawit, pekerja pabrik dan tenaga kerja lainnya di sepanjang rantai produksi kelapa sawit dari kebun sampai menjadi produk akhir.

"Lebih kurang ada 4,2 juta tenaga kerja langsung dan 12 juta tenaga kerja tidak langsung yang diserap oleh sektor sawit," ucapnya.

Kelapa sawit, kata Edi, juga telah berkontribusi menjadikan Indonesia sebagai produsen Biodiesel atau energi terbarukan yang lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan bahan bakar fosil. Biodiesel berbahan baku berasal dari minyak sawit melalui pencampuran dengan minyak solar dalam bentuk B30.

"Sejak Januari 2020 (B30) menjadikan Indonesia sebagai pionir di dunia dalam pemanfaatan campuran Biodiesel dalam BBM Solar terbesar di dunia yang mengurangi ketergantungan negara kita asal impor minyak solar sekaligus mengurangi defisit neraca perdagangan sektor migas," ucapnya.