Satgas COVID-19: Belum Ada Penelitian Vaksin Efektif untuk Penyintas COVID-19
Vaksin Sinovac tiba di Bandara Soetta (Sumber: Sekretariat Negara)

Bagikan:

JAKARTA - Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito mengatakan, hingga saat ini belum ada vaksin yang efektif bagi penyintas COVID-19. Wiku menyampaikan ini setelah memperhatikan sejumlah penelitian terkait vaksin COVID-19 yang sudah ada saat ini.

"Sampai saat ini, belum ada penelitian terkait efektivitas vaksin terhadap penyintas COVID-19," kata Wiku dalam konferensi pers secara daring yang ditayangkan di akun YouTube Sekretariat Presiden, Selasa, 8 Desember.

Namun, seiring berjalannya waktu, Wiku meyakini nantinya akan ada penelitian terkait efektivitas pemberian vaksin bagi orang yang sudah pernah terjangkit COVID-19.

"Seiring berjalannya waktu, tentunya, nanti akan ada penelitian lain. Termasuk yang berkaitan dengan reinfeksi maupun tentang vaksin COVID-19," tegasnya.

Dia juga menyinggung perihal vaksin COVID-19, yaitu Sinovac yang baru saja tiba di Indonesia pada Minggu, 6 Desember lalu. Wiku menyebut penyintas virus ini tidak akan masuk ke dalam yang diprioritaskan untuk divaksinasi.

Pemerintah Indonesia, kata dia, lebih memprioritaskan mereka yang dinyatakan berisiko tinggi tertular virus ini untuk lebih dulu diberikan vaksin. Adapun salah satu kelompok yang rentan terpapar virus dan menjadi kelompok yang diprioritaskan adalah tenaga kesehatan.

"Pemberian vaksin di Indonesia diprioritaskan bagi kelompok yang berisiko tinggi untuk tertular sesuai dengan pernyataan Menteri Kesehatan. Di antaranya adalah tenaga kesehatan, asisten tenaga kesehatan, dan tenaga penunjang yang bekerja pada fasilitas pelayanan kesehatan," tegasnya.

Wiku menyebut, dari 1,2 juta dosis vaksin Sinovac yang sudah tiba di Indonesia hanya dapat diberikan kepada 600 ribu orang saja. Hanya saja, penggunaannya hingga saat ini masih menunggu emergency use authorization (EUA) atau izin penggunaan darurat yang akan dikeluarkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

"Badan POM akan segera melakukan pengujian vaksin COVID-19 yang pada Minggu, 6 Desember malam masuk ke tanah air. Perlu diingat pengujian yang dilakukan oleh Badan POM merupakan hal penting untuk mengeluarkan rekomendasi emergency use of authorization setelah hasil ujinya selesai," ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, vaksin COVID-19 tiba di Indonesia melalui Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, malam ini sekitar pukul 21.25 WIB. Vaksin tersebut diangkut dengan menggunakan pesawat milik maskapai PT Garuda Indonesia Tbk, pesawat jenis Boeing 777-300ER.

Vaksin COVID-19 ini diangkut dengan menggunakan kontainer khusus bertuliskan ENVIROTAINER berkode RAP81179PC. 

Usai tiba di Indonesia, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, kedatangan vaksin ini merupakan kabar baik dan harapan baru dalam penanganan pandemi COVID-19 di Tanah Air.

"Hari ini pemerintah sudah menerima 1,2 juta dosis vaksin COVID-19. Vaksin ini buatan Sinovac yang kita uji secara klinis di Bandung sejak Agustus 2020 yang lalu," katanya, dikutip dari siaran langsung di akun Youtube Sekretariat Presiden, Minggu, 6 Desember.