Satgas COVID-19: Kedisiplinan Masyarakat Patuhi Protokol Kesehatan Turun Tajam
Juru Bicara Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito (Foto: dok BNPB)

Bagikan:

JAKARTA - Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito menyebut kepatuhan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan kini menurun drastis. Ini menjadi salah satu penyebab kasus COVID-19 di Indonesia belakangan ini meningkat.

"Saya kembali mengingatkan bahwa tren peningkatan kasus COVID-19 di Indonesia saat ini masih terus terjadi. Bahkan pada Kamis minggu lalu, 3 Desember tren peningkatan kasus positif mencapai 8.369. Angka ini menunjukkan kondisi yang sangat membahayakan dan mencerminkan tingginya penularan di masyarakat akibat terjadinya penurunan drastis tingkat kedisiplinan masyarakat," kata Wiku dalam konferensi pers secara daring yang ditayangkan di akun YouTube Sekretariat Presiden, Selasa, 8 Desember.

Berdasarkan data,tercatat angka kepatuhan memakai masker saat ini menurun drastis dari 83,67 persen pada September lalu menjadi 57,78 persen.

"Angka ini diperburuk juga dengan kenyataan bahwa kedisiplinan menjaga jarak juga turun dari 59,57 persen menjadi 41,75 persen pada periode yang sama," jelasnnya.

Berkaca dari data tersebut, Wiku kemudian mengingatkan masyarakat untuk tetap patuh menjaga protokol kesehatan. Sebab, melaksanakan 3M atau memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan menjadi sarana yang paling efektif dalam mencegah terjadinya penularan virus di tengah masyarakat.

"Saya harus kembali mengingatkan kepada seluruh masyarakat Indonesia bahwa mematuhi protokol kesehatan merupakan kewajiban kita semua," tegasnya.

Selain itu, dirinya juga mengingatkan bagi stakeholder dan aparat penegak hukum dapat melakukan penegakan disiplin bagi masyarakat yang melanggar tanpa terkecuali.

"Saya meminta kepada pimpinan dan aparat penegak hukum di daerah untuk terus melakukan penegakan disiplin terhadap masyarakat yang masih tidak patuh terhadap protokol kesehatan dan tidak pandang bulu," ungkapnya.

"Ingat, dokter dan tenaga kesehatan yang memberikan perawatan merupakan benteng terakhir. Jumlah mereka sangat terbatas dan hargailah mereka," imbuhnya.

Sebelumnya, Wiku juga memaparkan jika jumlah pengujian COVID-19 di Indonesia sudah berkisar di angka 96,35 persen dari target yang ditetapkan oleh World Health Organization (WHO). Hanya saja, penambahan pengujian tersebut juga sejalan dengan peningkatan kasus positif dan ini mengindikasikan tingkat penularan makin tidak terkendali.

"Oleh sebab itu, tolong kerja sama yang serius. Jangan sampai kerja keras kita selama ini hilang percuma," katanya.