JAKARTA - Mantan Ketua MPR RI Amien Rais ikut berkomentar terkait tewasnya enam orang laskar khusus pengawal Rizieq Shihab yang bentrok dengan aparat keamanan di jalan Tol. Amien sangat menyayangkan hal ini bisa terjadi.
Amien pun meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) turun gunung untuk mengendalikan situasi ini. Sebab, menghilangkan enam nyawa adalah keadaan yang sudah cukup gawat.
"Mas Jokowi, ini imbauan saya pada anda, tolong Anda kendalikan karena semua itu bermuara pada saudara Jokowi, maaf kalau saya kelihatan agak marah, memang saya emosi, agak marah, saya melihat ini sudah gawat," kata Amien Rais melalui akun YouTube Amien Rais Official dikutip Selasa, 8 Desember.
Menurut Amien Rais yang kini mendirikan Partai Ummat ini menilai, menghilangkan enam nyawa manusia adalah tindakan yang sangat keji. Dalam agama Islam, nyawa manusia lebih berharga dari yang lainnya. Bahkan, mengilangkan satu nyawa tak berdosa sama saja melenyapkan kehidupan.
"Saya hanya ingin mengingatkan dalam Al-Quran bahwa nyawa manusia atau jiwa manusia jauh lebih berharga dari nyawa kucing, kerbau, kelinci atau sebagainya. Barang siapa melenyapkan nyawa orang karena bukan tindak kejahatan maka dia membunuh semua kehidupan," ujar Amien Rais.
Dengan demikian, Amien Rais meminta TNI dan Polri merenungkan hal itu. Sebab, semua fasilitas, jabatan yang sekarang ini didapat dari rakyat. Bukan semata-mata datang dengan sendirinya.
"Buat saudara-saudaraku, teman-teman Polri, TNI, tolong anda renungkan baju yang gagah itu, tank yang anda naiki, panser yang anda naiki, peswat terbang, peluru, pistol itu semua datang dari rakyat semua,"
BACA JUGA:
Adapun sebelumnya, enam anggota Laskar Khusus pengawal Rizieq Shihab tewas ditembak polisi. Mereka diberikan tindak tegas karena menyerang anggota polisi.
Tindakan tegas polisi ini berawal dari penyelidikan polisi terkait jadwal pemeriksaan terhadap Rizieq Shihab. Sebab, polisi mendapat informasi jika bakal ada pengerahan massa.
Tapi dalam proses penyelidikan dengan cara membuntuti pergerakan Rizieq, anggota Polda Metro Jaya justru mendapat serangan.
Berdasarkan penuturan polisi, penyerangan itu terjadi ruas tol Jakarta-Cikampek KM 50. Penyerangan diawali dengan mobil laskar khusus memepet mobil polisi.
Kemudian, sekitar 10 orang laskar khusus itu menyerang mobil anggota dengan menggunakan senjata api (senpi) dan senjata tajam (sajam). Hingga akhirnya polisi membalas tembakan itu.
Akibatnya, enam orang meninggal dunia di lokasi. Sementara, empat laskar lainnya melarikan diri.