Masuk Musim Basah, Pemkot Keruk Sungai Jika Hujan Tak Mengguyur Bandung
Ilustrasi. Warga melintasi banjir sembari membawa gas elpiji 3 kg di Bojong Asih, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat 8 Maret 2019. (Antara-Novrian Arbi)

Bagikan:

BANDUNG - Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung melakukan pengerukan sungai dan saluran drainase di tengah musim hujan yang mulai terasa di sejumlah wilayah Indonesia. Upaya itu sebagai pencegahan banjir.

Sekretaris Daerah Kota Bandung Ema Sumarna mengatakan tindakan untuk mengantisipasi banjir itu dilakukan ketika cuaca Bandung tidak sedang diguyur hujan.

"Sekarang tidak ada hujan seharusnya ini kesempatan untuk mengeruk sungai menata selokan. Jangan sampai menunggu hujan," katanya di Bandung, Jawa Barat (Jabar), dikutip dari Antara, Senin 31 Oktober.

Dia mengatakan, sungai-sungai di Kota Bandung perlu diperdalam dua hingga tiga meter.

Khususnya, kata dia, pengerukan itu perlu dilakukan di kawasan yang kerap mengalami banjir, seperti di Gedebage dan Rancasari.

Di samping itu, ia telah memerintahkan seluruh jajaran pemerintah kecamatan hingga kelurahan untuk segera mengangkut sampah yang ada di aliran sungai.

Menurut dia, aparatur kewilayahan perlu meningkatkan kepekaan terkait dengan kondisi lingkungan masing-masing.

Dia menilai sedimentasi yang semakin tinggi di sejumlah aliran sungai itu disebabkan oleh material lumpur yang terbawa dari hulu sungai.

Namun, kata dia, hulu sungai itu mayoritas berada di luar Kota Bandung.

"Makanya ini harus menjadi sinergi (dengan Kabupaten Bandung, red.), umumnya penanganan banjir, tapi di hulu juga digarap, makanya reboisasi juga saya minta dilakukan," kata dia.

Pemkot Bandung juga memperbanyak mesin pompa dan sumur imbuhan di perbatasan kota, salah satunya di Cibaduyut yang langganan banjir.

"Katanya persoalan di sana juga airnya tidak bisa mengalir ke kabupaten (hilir, red.), karena terhalang jalan tol, jadi airnya itu balik lagi ke masyarakat," tandasnya.