Bagikan:

JAKARTA - Mantan ajudan Ferdy Sambo, Adzan Romer menyebut terdakwa Bharada Richard Eliezer alias Bharada E mengaku refleks menembak Nopriansyah Yosua Hutabarat alias Brgadir J.

Pengakuan itu disampaikannya ketika dihadirkan sebagai saksi dalam persidangan perkara pembunuhan berencana Brigadir J untuk terdakwa Bharada Richard Eliezer.

Pernyataan itu bermula ketika saksi Adzan Romer menceritakan detik-detik peristiwa penembakan. Kala itu, dia berada di lokasi kejadian tepatnya di rumah dinas Ferdy Sambo di komplesks Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan.

Dia menyebut sempat mendengar lima suara letusan senjata api (senpi). Dengan laras panjang, Adzan Romer langsung masuk ke dalam rumah.

"Setelah 5 tembakan kamu dengar, ngapain kamu?" tanya jaksa dalam persidangan, Senin, 31 Oktober.

"Saya masuk ke dalam lewat garasi samping menuju dapur. Setelah sampai situ bapak tiba-tiba keluar," jawab Romer.

Singkat cerita, Romer mencoba mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Dia sempat bertanya kepada Bripka Ricky Rizal tapi tak ada jawaban yang didapat.

"Kamu masuk ke dalam?" tanya jaksa.

"Ya saya tanya Ricky ada apa bang? Gak dijawab," jawabnya.

"Ketemu kuat?" tanya jaksa lagi.

"Ketemu. Lalu saya masuk, di depan kamar ibu ada Richard," timpal Romer.

Tak ada informasi yang didapat, latas Romer bertanya kepada Bharada E. Saat itu, terdakwa menyebut dia secara refleks menembak Brigadir J.

"Apa yang kamu lihat?' tanya jaksa.

"Saya tanya ada apa Chad?" ungkapnya.

"Richard ngomong apa?" cecar jaksa.

"Siap, saya refleks bang," kata Romer menirukan jawaban pernyataan Bharada E.

Sebagai informasi, Adzan Romer merupakan salah satu saksi yang dihadirkan dari kluster ajudan. Selain itu, ada saksi lainnya Daden Miftahul Haq, dan Prayogi Iktara.