Bagikan:

JAKARTA - Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) telah menyiapkan perlindungan siber menghadapi Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali pada 15-16 November mendatang.

Juru Bicara BSSN Ariandi Putra mengatakan BSSN akan mengamankan KTT G20 secara menyeluruh, mulai dari sebelum, saat pelaksanaan, hingga pasca-perhelatan.

“Hingga saat ini, BSSN telah melakukan berbagai rangkaian rencana pengamanan siber yang bahkan kita mulai sebelum pelaksanaan di bulan Juli lalu. Jadi, kita sudah memulai di bulan Juli hingga nanti saat pelaksanaan dan pasca-pelaksanaan gelaran KTT G20," ujar Ariandi Putra, dalam konferensi pers G20 Update bertema "Pengamanan Siber KTT G20", dikutip dari kanal YouTube @FMB9ID_IKP, Selasa 25 Oktober.

Dalam pengamanan siber KTT G20 itu, Ariandi mengatakan BSSN berperan sebagai sektor pemimpin dan bertugas mengolaborasikan beberapa rencana pengamanan siber. Selain BSSN, pengamanan siber juga dilakukan Polri, TNI serta Kemkominfo.

Di samping itu, kata dia, BSSN juga menjalin kerja sama dengan berbagai provider jaringan internet dan juga event organizer yang mengampu pagelaran KTT G20 Bali. Rangkaian kerja sama itu bahkan sudah dilakukan pula oleh BSSN sejak bulan Juli lalu.

Pengamanan Siber KTT G20 Bali

Riandi memaparkan langkah-langkah yang dilakukan BSSN terkait dengan pengamanan siber di KTT G20. Dalam hal itu, BSSN merumuskan tiga klaster dukungan pengamanan siber, yang terdiri atas pengamanan sebelum, saat, dan sesudah acara.

Berdasarkan laporan Antara, langkah pertama BSSN melakukan perlindungan acara KTT G20 dengan audit sistem manajemen keamanan informasi, mengukur tingkat kematangan keamanan siber.

Disusul memantau anomali traffic (arus) berdasarkan laporan pemantauan National Security Operation Center (NSOC) yang dimiliki BSSN, serta memetakan potensi ancaman siber.

Kemudian, saat KTT G20 berlangsung, BSSN akan memantau arus siber dan informasi insiden, mengamankan sinyal dan kontra pengindraan, serta melakukan forensik digital dan respons terhadap insiden siber yang terjadi.

"Pasca-event-nya, kami tidak ujug-ujug akan meninggalkan event (KTT G20) tersebut. Kami juga masih bekerja, masih melakukan berbagai hal, antara lain pelaksanaan identifikasi celah kerentanan pengamanan siber," ujar Riandi.

Di samping itu, tambah dia, BSSN juga melakukan pemetaan potensi ancaman pengungkapan data dan tetap melakukan forensik digital serta respons terhadap insiden siber yang terjadi.

Melalui rangkaian langkah pengamanan itu, BSSN berharap situasi ideal pengamanan siber KTT G20 di Nusa Dua, Bali, pada 15 dan 16 November 2022 mendatang benar-benar terwujud dan terlaksana dengan baik.