JAKARTA - Kasus tewasnya Ade Yunia Rizabani yang jasadnya terbungkus plastik dan dibuang oleh tersangka Christian Rudolf Tobing di Jalan Raya Kalimalang, Bekasi, tergolong sadis. Pelaku dengan tega menghabisi nyawa korban dan membuang mayat Ade Yunia di pinggir jalan, kolong Tol Bekasi-Cawang.
Kriminolog UI Josias Simon menilai, pelaku berupaya membuang jasad korban dengan menggunakan plastik untuk menghilangkan jejak.
"Dugaan saya, dia ada upaya menghilangkan jejak dengan menaruh (jasad korban) dalam plastik atau tas. Kemungkinan dia dapat meloloskan diri dari penangkapan," kata Josias Simon saat dihubungi VOI, Jumat, 21 Oktober.
Motif cara pembunuhan yang dilakukan tersangka Christian Rudolf Tobing dengan terlebih dulu menganiaya dan membunuh korban, merupakan metode cara lama yang kerap dilakukan para pelaku kejahatan.
"Kalau menurut saya apa yang dilakukan seolah-olah bukan hal baru dalam hal melakukan tindak kejahatan. Caranya dibungkus rapi agar tidak kelihatan. Membungkus dan membuang, cara untuk menghilangkan jejak agar tidak tertangkap," ujarnya.
Namun derasnya kemajuan tekhnologi (yang dimiliki Polri), meski menggunakan metode itu akan dapat terungkap, sekalipun pelaku ada upaya untuk menghilangkan jejak pembunuhan.
"Tapi dengan teknologi seperti sekarang kan, upaya yang dilakukan itu lebih susah (lolos dari penangkapan)," paparnya.
Beredarnya video yang memperlihatkan Christian Rudolf Tobing tersenyum di dalam lift saat sedang membawa jasad Ade Yunia Rizabani, sempat menjadi sorotan.
Gestur wajah pelaku saat tersenyum di dalam lift diartikan Josias sebagai ungkapan rasa puas karena keinginannya telah tercapai.
Penilaian Josias senada dengan pernyataan Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi saat menggelar perkara kasus pembunuhan Ade Yunia Rizabani.
"Menurut keterangan BAP karena target sudah tercapai dibunuh," ujar Kombes Hengki Haryadi.
Pelaku Tidak Ahli
Masih penilaian Josias berdasarkan video rekaman CCTV, tersangka tak memiliki rasa penyesalan dari wajahnya setelah menghabisi nyawa korban. Bahkan, menurutnya, jika dilihat dari rekaman video yang beredar, tersangka terlihat santai ketika hendak membuang mayat dengan memasuki lift.
"Termasuk cukup sadis dengan menganiaya dan membunuh, apalagi dilakukan sendiri. Tentu dia memakai peralatan, termasuk perlengkapan plastik dan membawa. Tersangka tanpa ada rasa menyesal kalau dilihat dari rekaman (video)," ucapnya.
Kendati demikian, Josias menilai bahwa perbuatan tersangka belum masuk dalam kategori pembunuh profesional.
"Kalau (korban) tidak termutilasi mungkin belum tentu juga dia propesional. Karena (tersangka) ingin membuang saja agar jauh dari persoalan. Kalau dia memutilasi ada unsur profesional dengan sengaja menghilangkan," ujarnya.
Dugaan Hubungan Erat
Josias menduga kuat, antara korban dan tersangka memiliki permasalahan yang cukup berat sehingga tersangka mengambil cara keji itu untuk menghabisi nyawa korban.
"Model penyelesaian pembunuhan dan dibuang sebagai cara yang baik dalam menyelesaikan persoalan, dianggap seperti itu (oleh tersangka). Mungkin ada masalah yang cukup lama tidak selesai dengan korban, itu dipakai sebagai cara untuk menyelesaikannya," ucapnya.
Josias mengatakan, cara pembunuhan yang dilakukan Christian Rudolf Tobing tergolong kejam.
"Cara menyelesaikannya (masalah) dilakukan dengan cara pembunuhan. Bahkan, sebelumnya dilakukan penganiayaan dan kekerasan. Menurut saya mereka saling kenal, memang ada masalah diantara mereka," kata Josias.
Dalam pemberitaan sebelumnya, polisi menyebut Christian Rudolf Tobing memiliki dua orang target yang akan dibunuh. Namun, hanya Ade Yunia Rizabani yang berhasil dihabisi nyawanya.
"Iya benar, sebenarnya ada dua target lain," ujar Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi saat dikonfirmasi, Jumat, 21 Oktober.
Kedua target itu bernama Hardiman dan Sinta. Mereka merupakan rekannya dalam satu kelompok.
BACA JUGA:
Terungkapnya kedua orang itu menjadi target pembunuhan Rudolf berdasarkan hasil pemeriksaan. Namun, tak dirinci alasan dibalik itu.
Diduga, alasan Rudolf berencana membunuh Hardiman karena ketidaksukaannya. Sebab, kata Hengki sebelumnya, Rudolf nekat membunuh Ade Yunia Rizabani hanya karena menerima telepon dari seorang pria bernama Hardiman.
"Tersangka ini enggak suka sama Hardiman, karena menurut tersangka Hardiman ini pernah bermasalah sama korban," ucap Hengki.
Korban dan tersangka pun sempat cekcok. Bahkan, perempuan itu sampai mengatakan kata kasar yang membuat tersangka sakit hati. Tersangka pun menampar korban bekali-kali. Bahkan, tega mencekiknya hingga tewas.
Dalam kasus pembunuhan ini, Christian Rudolf Tobing dijerat dengan Pasal 340 subsider Pasal 338 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).