Stok Menipis, Kemenkes Prioritaskan Vaksin COVID-19 untuk Pelaku Perjalanan
Ilustrasi - Vaksinator tengah mengukur dosis vaksin. ANTARA/Ruth Intan Sozometa Kanafi/aa.

Bagikan:

JAKARTA - Plt. Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Prima Yosephine mengatakan vaksinasi COVID-19 saat ini diutamakan untuk para pelaku perjalanan, mengingat stok vaksin yang tersedia semakin menipis.

"Memang stok vaksin kita saat ini sangat minim, jadi yang kita jaga agar tetap tersedia adalah terutama untuk para pelaku perjalanan. Jadi itu yang diutamakan dulu saat ini sambil menunggu kiriman yang akan datang dan pengadaan dari dalam negeri," kata Prima dilansir ANTARA, Rabu, 19 Oktober.

“Dan kita harapkan bulan November semua akan kembali lagi,” imbuhnya.

Kemenkes mengimbau bagi masyarakat yang ingin melakukan perjalanan untuk melakukan vaksinasi booster COVID-19 di Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) sebelum jadwal keberangkatan.

"Kebijakan yang kami ambil ke depan ini sebelum vaksin datang adalah di KKP. Jadi silakan menghubungi KKP, karena mereka juga kan mengajukan syarat-syarat atau apa kan ada di KKP. Seperti kalau mau umroh, itu kan mereka harus vaksin meningitis dulu, pasti kan pelaksanaannya di KKP," ujar Prima.

"Jadi bisa mengatur jadwalnya kapan mau terbang dan diatur kapan vaksin COVID-19 dan vaksin meningitisnya kapan. Karena kan tidak bisa diberikan barengan, jadi harus ada jarak." lanjutnya..

Menurut Prima, stok vaksin COVID-19 yang tersedia saat ini hanya ada sekitar satu juta dosis dan seluruhnya sudah didistribusikan ke daerah-daerah. Stok vaksin juga dikatakan dia masih tersedia di beberapa puskesmas sehingga masyarakat masih bisa melakukan vaksinasi di puskesmas yang masih memiliki stok.

"Tidak semua puskesmas kosong ya, hanya saja memang tidak seperti dulu yang banjir (stoknya). Dan memang ada beberapa puskesmas yang tidak ada ketersediaannya, sudah kosong," imbuh Prima.

Selain mengutamakan vaksin booster untuk pelaku perjalanan, ia mengatakan pemerintah juga berupaya melakukan pemetaan untuk relokasi stok vaksin dari provinsi yang memiliki stok vaksin yang banyak ke provinsi yang kekurangan stok.

"Saat ini yang kami lakukan adalah memetakan provinsi mana yang mana yang masih banyak stok vaksinnya tapi lajunya tidak terlalu kencang, itu kita akan meminta untuk direlokasikan ke provinsi lain," ujarnya.

a