Bagikan:

JAKARTA - Pengusaha sekaligus adik Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo mengakui sempat meminta mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo untuk membuka izin ekspor benih lobster sebanyak-banyaknya.

Lebih lanjut, Hashim beralasan, permintaannya pembukaan izin ekspor benih lobster dilakukan seluas-luasnya agar tidak terjadi praktik monopoli dalam bisnis tersebut.

"Waktu itu saya ketemu Pak Edhy tahun lalu, saya bilang 'Ed berapa kali saya wanti-wanti, saya usulkan berikan izin sebanyak-banyaknya'. Saksi hidup ada banyak di belakang saya," katanya, dalam konferensi pers, di Jetski Cafe, Pantai Mutiara, Penjaringan Jakarta Utara, Jumat, 4 Desember.

Saat itu, Hashim mengaku, meminta Edhy membuka perizinan untuk 100 perusahaan calon eksportir benih lobster. Hingga November 2020, sebanyak 65 perusahaan telah mengantongi izin ekspor.

"Saya bilang, 'buka saja Ed, buka saja sampai 100. Karena Pak Prabowo tidak mau monopoli, dan kami tidak suka monopoli dan Partai Gerindra tidak suka monopoli. Berkali-kali saya sampaikan," tegasnya.

Meski meminta Edhy untuk membuka kuota ekspor benih lobster sebanyak 100 perusahaan, Hashim mengaku, perusahannya yaitu PT Bima Sakti Mutiara atau yang saat ini bersama PT Bima Sakti Bahari, tidak temasuk dalam daftar 65 perusahaan yang telah mengantongi izin ekspor.

"Bulan ini kami ajukan izin untuk budidaya lobster, itu bulan Mei. Sebulan Kemudian, kami dapat surat penetapan budidaya lobster. Bukan ekspor lobster, budidaya. Dengan persyaratan kalau dipenuhi empat syarat baru bisa ekspor lobster. Tapi sampai saat ini kan (kami) belum melakukan ekspor lobster. Ini saya mau luruskan," ucapnya.

Di sisi lain, Hashim mengaku baru mengetahui ada monopoli kargo di bisnis ekspor benur ketika Edhy Prabowo ditangkap komisi pemberantasan korupsi (KPK) terkait dengan kasus dugaan suap penerbitan izin ekspor benih lobster.

Sejak berbisnis puluhan tahun lalu, Hashim mengklaim pihaknya tidak pernah curang, korupsi, atau melanggar peraturan-peraturan yang berlaku.

"Kami berniat untuk budidaya lobster, teripang, kepiting, kami ingin Indonesia jadi super power. Maka kalau dikaitkan dengan ekspor benur, saya kira kebangetan. Kelewatan saya kira begitu. Saya sedikit emosi, mohon maaf," ucapnya.

Sekadar informasi, penangkapan mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo karena dugaan suap kasus izin ekspor benih lobster telah menyeret keluarga Prabowo dan Partai Gerindra. Hal ini karena perusahaannya ada dalam daftar eksportir benih lobster.