Debat Pilkada Solo: Persis Seperti Jokowi, Gibran Bicara UMKM di Rest Area Tol, Penantangnya Bajo Perkuat Konektivitas
Dua pasangan calon yang bersaing di Pilkada Solo

Bagikan:

SOLO - Pasangan calon wali kota-wakil wali kota Solo Gibran Rakabuming Raka berbicara soal penguatan UMKM yang kini mulai terlihat di rest area tol. Sama seperti ayahnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran melihat potensi lokal untuk bisa bersaing dengan brand asing. 

"Tentunya Kota Solo sangat diuntungkan dengan banyaknya pembangunan skala nasional. Jalan tol misalnya, waktu tempuh bisa dipersingkat, otomatis delivery time bisa ditekan yang akan berefek pada biaya produksi. Ini akan lebih mudah bagi Solo menarik investor,” kata Gibran dalam debat Pilkada Solo, Kamis, 3 Desember.

Setelahnya, Gibran berbicara soal rest area di jalur tol Trans Jawa. UMKM menurut calon wali kota yang berpasangan dengan Teguh Prakosa ini sudah memprioritaskan UMKM.

“Kita lihat di rest area sekarang lebih dikedepankan UMKM, UMKM. Jadi UMKM kita bisa bersaing dengan brand-brand asing. Lalu yang paling diuntungkan dengan  tol Trans Jawa ini adalah sektor pariwisata. Dengan jarak tempuh yang sekarang dipersingkat Surabaya-Solo kurang 3 jam, Semarang-Solo kurang 1 jam, ini sangat mendorong pariwisata Solo,” kata Gibran.

Meningkatnya kunjungan wisata di Kota Surakarta sambung Gibran otomatis berpengaruh positif terhadap tingkat okupansi hotel termasuk restoran. Tentunya ini berdampak pada meningkatnya pendapatan asli daerah (PAD) Solo.

"Tapi kuncinya pariwisata harus mengetatkan protokol kesehatan dan juga dengan adanya pembangunan nasional, Kota Solo harus mempercantik destinasi wisatawan. Kita tidak ingin wisatawan lokal kecewa dengan wisata Kota Solo,” imbuh Gibran.

Sementara itu penantang Gibran dari jalur independen di Pilkada Solo, Bagyo Wahyono-F.X. Supardjo (Bajo) berbicara soal konektivitas Solo dengan daerah sekitar, provinsi dan skala nasional. Kuncinya kata Bajo adalah program yang transparan dan akuntabel. 

“Melakukan pendekatan-pendekatan. Melalui teknokrasi, pendekatan kota Solo kita lakukan (klasifikasi) Grade A, B, C,  kedua pendekatan partisipatif. Artinya akan kita lakukan dengan kepala dinas, kita bicarakan dengan kepala dinas bagaimana jalannya pembangunan,” kata calon wakil walkot Surakarta Supardjo.

Ada juga pola top-down yakni memastikan keseragaman aturan dan petunjuk teknis terkait hubungan Solo dengan daerah lainnya. Nantinya aturan terkait upaya memperkuat konektivitas daerah akan dipadukan dengan program provinsi juga nasional.