Banjir Kampung Nelayan di Trenggalek Dipicu Longsor di Hilir Sungai Wancir
Dampak banjir bandang di kampung nelayan Prigi, Trenggalek, Rabu (12/10/2022) (ANTARA/HO - Foto warga)

Bagikan:

TRENGGALEK - Pemerintah Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, menyebutkan, banjir bandang yang merendam ratusan rumah di kampung nelayan Prigi, Kecamatan Watulimo dipicu longsor di daerah hilir Sungai Wancir yang bermuara di pesisir desa tersebut.

“Dugaan ini didasari fakta bahwa daerah hilir sempat terjadi beberapa kali longsor yang berdampak langsung terhadap luberan air bercampur lumpur di daerah sekitar muara,” kata Camat Watulimo, Jati Mustika Dani dilansir ANTARA, Kamis, 13 Oktober.

Kejadian longsor dimaksud terlapor terjadi pada 8 Oktober 2022. Lokasinya ada di beberapa titik yang berada di sekitar area hilir Sungai Wancir yang ada di kawasan hutan lindung.

"Tanggal 8 Oktober sudah ada gejala. Longsoran di beberapa titik di wilayah Hutan Duren, dan puncaknya terjadi pada 9 Oktober kemarin,” paparnya.

Material lumpur, kayu, dan batang pohon yang terbawa banjir dari hulu kemudian tertahan di salah satu jembatan di Desa Tasikmadu.

Sumbatan ini menyebabkan air dan material yang dibawanya meluber ke rumah-rumah warga di kampung nelayan Desa Tasikmadu.

Lima rumah warga roboh dan rusak berat akibat banjir bandang itu. Selain itu, tercatat ada 50 rumah warga lainnya yang mengalami rusak sedang dan ringan.

Kepala Bidang SDA dan Penyediaan Air Minum Dinas PUPR Kabupaten Trenggalek Wijiono menjelaskan, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas telah mengecek dan mengkaji penyebab banjir bandang.

Penyebab lain berdasarkan kajian itu adalah sedimentasi sungai di sekitar titik luapan banjir.

Untuk jangka pendek, pihaknya akan mengeruk dasar sungai. Proses pengerukan itu bakal dilakukan dalam pekan ini.

Prosesnya menggunakan beberapa alat berat dengan sasaran sungai sepanjang 200 meter.

Lokasi persis pengerukan itu berada di titik luapan saat banjir bandang dan sekitarnya.

Sementara untuk solusi jangka panjang, pihaknya akan mengupayakan pemasangan tembok penahan talud.

"Kajian bersama BBWS juga menunjukkan dua sungai lain juga perlu dipasang brojong karena sudah mengikis," tutur dia.