Banjir Susulan Diprediksi Masih Terjadi di Aceh Utara
Sejumlah anak berenang dalam banjir yang merendam Desa Ampeh, Kecamatan Tanah Luas, Aceh Utara/Antara

Bagikan:

ACEH - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Malikussaleh Lhokseumawe, Aceh, memprediksi banjir susulan terjadi di Kabupaten Aceh Utara. Hal ini menyusul masih tingginya intensitas hujan dalam sepekan ke depan.

"Selain tingginya intensitas hujan, banjir yang terjadi di Aceh Utara beberapa hari terakhir dikarenakan letak geografis daerah berada pada hilir aliran sungai yang berasal dari hulu di dataran tinggi Aceh," kata Kepala BMKG Stasiun Malikussaleh Lhokseumawe Siswanto di Lhokseumawe, dilansir Antara, Senin, 15 November.

Siswanto memaparkan perkembangan cuaca dalam sepekan ke depan di Kabupaten Aceh Utara dan Kabupaten Bener Meriah yang merupakan hulu sungai masih didominasi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang.

Meski begitu, kata Siswanto, diprakirakan beberapa hari akan terjadi hujan dengan intensitas lebat. Hujan lebat ini berpotensi meningkat debit air sungai yang dikhawatirkan meluap dan menyebabkan banjir.

"Meskipun dalam sepekan ini terdeteksi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang, namun waktunya berlangsung cukup lama. Sehingga juga dapat berpotensi terjadi banjir susulan di Aceh Utara," kata Siswanto.

Hujan dalam intensitas tinggi yang terjadi dalam beberapa hari terakhir juga mengakibatkan tiga jembatan di Kabupaten Bener Meriah rusak parah akibat longsor.

"Kami mengimbau masyarakat tidak lengah dan tetap waspada akan potensi bencana alam seperti banjir dan longsor. Kami juga meminta meningkatkan mitigasi guna mengurangi dampak yang ditimbulkan jika terjadi bencana," kata Siswanto.

Dia juga mengimbau kepada nelayan yang melaut agar lebih waspada terhadap gelombang laut. Ketinggian gelombang laut mencapai dua setengah meter dan berbahaya bagi perahu-perahu kecil.

"Bagi nelayan tradisional diharapkan melaut di bawah jarak 10 kilometer dari bibir pantai karena terdeteksi adanya awan comulunimbus yang dapat membahayakan aktivitas di laut," kata Siswanto.