Bagikan:

JAKARTA - Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengatakan Indonesia fokus untuk menghasilkan program kerja sama konkret atau concrete delivarables sepanjang rangkaian Presidensi G20 hingga pertemuan puncak Konferensi Tingkat Tinggi G20 pada November 2022.

"Saya tidak pesimistis, saya optimistis bahwa kita akan dapat menghasilkan proyek-proyek kerja sama yang sifatnya konkret, yang akan bermanfaat tidak saja bagi negara anggota G20 tetapi juga bagi masyarakat dunia," kata Retno di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta dilansir ANTARA, Selasa, 11 Oktober.

Concrete deliverables merupakan proyek-proyek yang telah dijalankan negara-negara anggota G20, baik secara nasional, bilateral, maupun multilateral, yang dapat diimplementasikan negara lainnya sebagai solusi permasalahan serupa.

Concrete deliverables adalah daftar proposal proyek, program, atau inisiatif yang mengambil tema dari kelompok kerja (working groups) G20 Tahun 2022, yang bertujuan sebagai aksi nyata bagi negara-negara anggota setelah rangkaian pertemuan G20 selesai.

Indonesia, sebagai pemegang Presidensi G20 2022, menggunakan pendekatan concrete deliverables untuk mewujudkan harapan hidup lebih baik bagi masyarakat.

"Kita tetap konsentrasi concrete deliverables, kita terus bekerja," kata Retno.

Dalam KTT G20, lanjutnya, akan turut dihasilkan outcome document yang disepakati negara dan kawasan anggota G20. Retno memperkirakan negosiasi apabila outcome document berjalan alot.

"Dalam kondisi normal saja negosiasi G20 tidak pernah mudah, apalagi dalam kondisi yang tidak normal," katanya.

Retno juga optimistis pertemuan puncak KTT G20 akan berjalan baik dan menghasilkan manfaat bagi seluruh pihak. Dia menyebut dunia percaya terhadap peran Indonesia selama ini. Indonesia selalu dianggap sebagai negara bridge builder yang mampu memberikan solusi atas setiap permasalahan.

"Jadi, trust dunia yang diberikan kepada Indonesia ini yang berusaha kita kapitalisasi agar G20 tetap dapat bekerja," ujarnya.

KTT G20 pada November 2022 akan menjadi puncak dari seluruh alur pertemuan Presidensi G20, yakni Sherpa Track, Financial Track, Engagement Groups.

G20 merupakan forum global yang beranggotakan 19 negara dan satu kawasan dengan kontribusi 80 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) dunia, 75 persen perdagangan internasional, dan 60 persen populasi dunia.