Bagikan:

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta gaung Presidensi G20 terus dikumandangkan lebih semarak menjelang pertemuan puncak forum negara dan kawasan penyumbang ekonomi terbesar di dunia itu pada November 2022.

“Saya minta gaungnya diangkat lagi, semua gaungnya diangkat lagi sehingga betul-betul menuju ke G20 summit,” kata Presiden Jokowi dalam sambutannya pada Sidang Kabinet Paripurna, Selasa (11/10), yang dipublikasikan Youtube Sekretariat Presiden dilansir ANTARA, Rabu, 12 Oktober.

Jokowi menginginkan agar semarak Presidensi G20 Indonesia terasa di dalam dan hingga ke luar negeri.

“Betul-betul 'gregetnya' di dalam maupun di luar negeri itu betul-betul ada,” kata dia.

Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang akan diikuti para kepala negara pada November 2022 akan menjadi puncak dari seluruh alur pertemuan Sherpa Track, Financial Track, Engagement Groups Presidensi G20.

Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi pada Selasa (11/10) mengatakan Indonesia fokus untuk menghasilkan program kerja sama konkret atau concrete delivarables dalam rangkaian Presidensi G20 dan pertemuan puncak KTT G20 pada November 2022.

Concrete deliverables merupakan proyek-proyek yang telah dijalankan negara-negara anggota G20, baik secara nasional, bilateral, maupun multilateral, yang dapat diimplementasikan negara lainnya sebagai solusi permasalahan bersama.

KTT G20 juga akan menghasilkan outcome document berisi 34 paragraf yang disepakati negara dan kawasan anggota G20. Retno memperkirakan negosiasi untuk merumuskan outcome document akan berjalan alot.

"Dalam kondisi normal saja negosiasi G20 tidak pernah mudah, apalagi dalam kondisi yang tidak normal," kata Retno.

G20 merupakan forum global yang beranggotakan 19 negara dan satu kawasan dengan kontribusi 80 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) dunia, 75 persen perdagangan internasional, dan 60 persen populasi dunia.

Setelah Indonesia yang menjadi tuan rumah G20 pada 2022, India akan meneruskan Presidensi G20 hingga 2023.