SURABAYA - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda mengingatkan adanya potensi bencana hidrometeorologi di sejumlah wilayah di Jawa Timur menyusul adanya dinamika atmosfer yang terjadi.
Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Juanda Sidoarjo Taufiq Hermawan mengatakan analisis terkini bahwa kondisi dinamika atmosfer di wilayah Jawa Timur masih cukup signifikan berpotensi mengakibatkan peningkatan potensi cuaca ekstrem di beberapa wilayah dalam sepekan ke depan.
"Hasil analisis dinamika atmosfer di wilayah Jawa Timur terkini menunjukkan adanya pola belokan angin serta perlambatan kecepatan angin yang dapat meningkatkan aktivitas konvektif dan pertumbuhan awan hujan," ujarnya dilansir ANTARA, Senin, 10 Oktober.
Ia mengatakan aktifnya fenomena gelombang atmosfer Equatorial Rossby, serta suhu muka laut di perairan Jawa Timur masih hangat dengan anomali antara +1sampai dengan +3 derajat Celsius sehingga suplai uap air akan semakin banyak di atmosfer.
"Kondisi tersebut mempengaruhi pembentukan awan–awan Cumulonimbus yang semakin intens dan dapat mengakibatkan cuaca ekstrem seperti hujan lebat, angin kencang, puting beliung dan hujan es," ujarnya.
BACA JUGA:
Beberapa wilayah patut diwaspadai memiliki potensi cuaca ekstrem yang dapat mengakibatkan bencana hidrometeorologi seperti genangan, banjir, banjir bandang, angin kencang, puting beliung, hujan es maupun tanah longsor untuk wilayah dataran tinggi untuk periode tanggal 10-16 Oktober 2022.
"Wilayah tersebut adalah Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Lamongan, Bojonegoro, Kabupaten dan Kota Mojokerto, Jombang, Nganjuk, Kabupaten dan Kota Madiun, Ngawi, Pacitan, Trenggalek, Tulungagung, Kabupaten dan Kota Kediri," katanya.
"Kemudian Kabupaten dan Kota Malang, Batu, Kabupaten dan Kota Pasuruan, Kabupaten dan Kota Probolinggo, Lumajang, Bondowoso, Situbondo, Banyuwangi, Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep," ujarnya.
Masyarakat diimbau untuk melakukan penataan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan, membersihkan saluran irigasi atau sungai-sungai, memangkas dahan dan ranting pohon yang rapuh dan lapuk.
"Kemudian selalu waspada terhadap dampak bencana hidrometeorologi," ujarnya.