Bagikan:

KUPANG - Masyarakat Desa Setbot, Kecamatan Molo Utara, Kabupaten Timor Tengah Selatan Provinsi Nusa Tenggara Timur mengeluh pusing-pusing semenjak lima titik api yang muncul sekaligus disertai adanya bau belerang dari perbukitan Naimutis.

"Masyarakat banyak yang mengeluhkan pusing-pusing sejak munculnya lima titik api dari perbukitan Naumitis, banyak masyarakat yang juga sakit kepala karena menghirup bau belerang yang menyengat," kata Kepala Desa Setbot, Zet Besie saat dihubungi Antara dari Kupang, Senin, 10 Oktober. 

Apabila terjadi angin timur maka bau belerang serta bau minyak tanah sangat terasa oleh warga di kawasan permukiman warga Desa Setbot yang hanya berjarak 100 meter dari lokasi munculnya lima titik api dari perbukitan Naumutis itu.

Menurut dia masyarakat tidak bisa menghindari kepulan asap dari bukit Naimutis karena lokasi pemukiman warga sangat dekat dengan lokasi munculnya lima titik api tersebut. Warga yang mengeluhkan sakit kepala dan pusing-pusing langsung ditangani perawat dan bidan yang selama ini bertugas di Desa Setbot.

Sekalipun ada fenomena munculnya lima titik api dari lereng bukit Naimutis tidak berdampak pada sumber air bersih untuk konsumsi bagi 410 kk atau 1.685 jiwa di Desa Setbot.

"Sumber air bersih untuk konsumsi warga masih aman, tidak ada rasa bau belerang sehingga aman untuk dikonsumsi warga," katanya.

Menurut dia Pemerintah Desa Setbot sedang mencari lokasi yang dianggap aman bagi masyarakat untuk tempat mengungsi sementara apabila aktifitas lima titik api itu terus meningkat.

"Hal itu kami lakukan untuk mengantisipasi hal yang paling buruk seperti terjadinya letusan sebagai dampak dari munculnya lima titik api itu," kata Zet Besie.

Sementara itu Wakil Bupati Timor Tengah Selatan Johny Army Konay yang dihubungi secara terpisah mengatakan belum mengetahui adanya peristiwa munculnya lima titik api di Desa Setbot karena dirinya masih sedang bertugas ke luar daerah itu.