JAKARTA - Pemkab Timor Tengah Selatan di Nusa Tenggara Timur telah menurunkan tim untuk mengecek lima titik api yang dilaporkan muncul di daerah perbukitan Naimutis, Kecamatan Molo Utara.
"Tim langsung bergerak ke Desa Setbot guna mengecek," kata Bupati Timor Tengah Selatan Epy Tahun kepada ANTARA di Kupang, Rabu 12 Oktober.
Menurut laporan yang disampaikan oleh Pemerintah Desa Setbot, lima titik api mulai muncul di perbukitan Naimutis sejak tiga pekan lalu.
Bupati mengatakan bahwa Pemerintah Kabupaten Timor Tengah Selatan pada Selasa (11/10) menurunkan tim yang mencakup perwakilan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Pemerintah Kecamatan Molo Utara, serta TNI dan Polri untuk melakukan pengecekan ke perbukitan Naimutis.
Menurut dia, tim pemantau tidak menemukan api di lereng bukit Naimutis, tetapi melihat rongga tanah yang mengeluarkan bau belerang serta material serupa logam berwarna kuning keemasan.
"Memang ada asap yang muncul dari dalam tanah di lereng bukit Naimutis, tetapi tidak sebesar sebelumnya. Asap muncul apabila di kawasan itu terjadi hujan yang lebat," katanya.
Bupati mengimbau warga Desa Setbot mewaspadai kemungkinan terjadi peningkatan titik api di daerah perbukitan tersebut.
"Tim sudah mengingatkan warga, apabila aktivitas lima titik api itu terus meningkat agar segera mengungsi ke tempat yang lebih aman guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan," katanya.
Dia mengemukakan bahwa pada Februari 2020 satu titik api muncul di perbukitan Naimutis dan tim vulkanologi dari Jakarta turun ke perbukitan Naimutis untuk melakukan pengecekan.
BACA JUGA:
Namun, menurut dia, tim tersebut belum menyampaikan hasil pemantauan maupun rekomendasi kepada Pemerintah Kabupaten Timor Tengah Selatan.
"Kami membutuhkan rekomendasi dari para vulkanolog itu sehingga Pemkab TTS bisa melakukan antisipasi," katanya, menambahkan, pemerintah daerah bisa merelokasi warga Desa Setbot jika menurut rekomendasi ahli permukiman mereka rawan bencana.