Bagikan:

JAKARTA - Serangan rudal Rusia pada Hari Minggu menghantam sebuah blok apartemen dan bangunan tempat tinggal lainnya di kota tenggara Ukraina Zaporizhzhia, menewaskan sedikitnya 13 orang dan melukai 89 lainnya, kata pejabat Ukraina.

Serangan sebelum fajar adalah serangan kedua terhadap kota itu dalam tiga hari terakhir.

Dalam serangan terhadap Zaporizhzhia, pesawat Rusia meluncurkan sedikitnya 12 rudal, menghancurkan sebagian blok apartemen sembilan lantai, meratakan lima bangunan tempat tinggal lainnya dan merusak banyak lagi, kata Oleksandr Starukh, gubernur wilayah itu, di televisi pemerintah, melansir Reuters 10 Oktober.

Pekerja darurat dan petugas pemadam kebakaran mengelilingi gedung sembilan lantai dan menggali korban selamat dan korban di puing-puing yang membara dari bagian tengah besar yang telah runtuh.

Ledakan itu menghancurkan mobil-mobil dan meninggalkan rangka jendela logam, balkon dan AC yang menggantung dari bagian depan gedung yang berlubang-lubang pecahan peluru.

serangan rusia di zaporizhzhia
Serangan Rusia di Zaporizhzhia. (Wikimedia Commons/National Police of Ukraine)

Enam puluh orang yang terluka dirawat di rumah sakit, kata para pejabat Ukraina. Di antara para korban tersebut, termasuk pula 11 anak-anak.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengutuk serangan itu sebagai kejahatan mutlak oleh orang-orang yang disebutnya biadab dan teroris, bersumpah mereka yang bertanggung jawab akan dibawa ke pengadilan.

"Zaporizhzhia lagi. Serangan tanpa ampun terhadap orang-orang yang damai lagi. Di bangunan tempat tinggal, tepat di tengah malam," tulis Zelensky di Telegram tentang serangan Hari Minggu, mengutip Al Jazeera.

"Kekejaman mutlak. Kejahatan mutlak. Orang liar dan teroris. Dari orang yang memberi perintah ini kepada semua orang yang memenuhi perintah ini. Mereka akan memikul tanggung jawab. Tentunya. Di hadapan hukum dan di hadapan manusia," tegas Presiden Zelensky.

Kota Zaporizhzhia menjadi sasaran serangan dalam beberapa pekan terakhir, dengan 19 orang tewas pada Hari Kamis pekan lalu.

Diketahui, sebagian besar wilayah Zaporizhzhia, termasuk pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa yang ada di kota tersebut, telah berada di bawah kendali Rusia sejak hari-hari awal invasi Rusia pada Februari. Kendati demikian, ibu kota wilayah itu, kota Zaporizhzhia, tetap berada di bawah kendali Ukraina.