ACEH UTARA - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Aceh Utara menyatakan, sebanyak 4.672 pelajar di daerah itu diliburkan akibat sekolah terdampak banjir.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Aceh Utara Jamaluddin mengatakan, sekolah yang diliburkan sebanyak 26 sekolah meliputi 19 tingkat sekolah dasar (SD) dan tujuh sekolah menengah pertama (SMP).
"Banjir yang terjadi sejak dua hari terakhir tersebut telah merendam dan merusak sejumlah fasilitas sekolah, sehingga kegiatan belajar mengajar diliburkan sementara waktu," kata Jamaluddin di Aceh Utara, Antara, Jumat, 7 Oktober.
Adapun sekolah yang diliburkan tersebar di Kecamatan Lhoksukon, Kecamatan Matang Kuli, Kecamatan Pirak Timu, Kecamatan Baktiya dan Kecamatan Samudera.
"Saat ini, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Aceh Utara telah mendirikan posko untuk mendata lebih lanjut terhadap fasilitas sekolah yang rusak akibat banjir," kata Jamaluddin.
Jamaluddin mengatakan banjir tersebut merendam 219 ruangan kelas, kantor, laboratorium, pustaka dan lain-lainnya terendam banjir. Serta berdampak pada 450 tenaga pengajar atau guru dan staf.
"Pihak sekolah juga telah berupaya menyelamatkan barang berharga dan dokumen penting. Kemudian memindahkan fasilitas yang dipakai pelajar untuk dipindahkan ke tempat yang tidak terkena banjir," katanya.
Sementara itu, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Aceh Utara Ahmad Yamani mengatakan ada tujuh sekolah menengah atas (SMA) atau sederajat sudah diliburkan dengan jumlah siswa mencapai seribuan akibat terdampak banjir.
"Ada tujuh SMA sederajat di Aceh Utara yang diliburkan. Sementara, untuk jumlah pelajar yang libur masih dalam pendataan, namun diperkirakan seribuan pelajar," katanya.
Selain pelajar yang sekolahnya terendam air diliburkan, Dinas Pendidikan Aceh Cabang Aceh Utara juga meliburkan pelajar yang akses ke sekolahnya dilanda banjir.
BACA JUGA:
"Ada satu sekolah tidak terkena banjir, namun akses menuju sekolah tersebut tidak bisa dilalui akibat tergenang air, sehingga pelajarnya terpaksa diliburkan," kata Ahmad Yamani.