Pembunuh Remaja Perempuan yang Dicekik dengan Hijab Lalu Dikubur di Campurejo Temanggung Ditangkap
Kapolres Temanggung AKBP Agus Puryadi menunjukkan barang bukti kasus pembunuhan di Desa Campurejo, Kecamatan Tretep, Kabupaten Temanggung/ ANTARA/Heru Suyitno

Bagikan:

TEMANGGUNG - Kepolisian Resor Temanggung, Jawa Tengah, menangkap pelaku pembunuhan seorang perempuan yang dikubur di Desa Campurejo, Tretep, Kabupaten Temanggung.

Kapolres Temanggung AKBP Agus Puryadi mengatakan dari beberapa bukti di lokasi kejadian dan barang bukti dari jasad korban, petugas bisa menangkap tersangka R (16) warga Desa Campurejo, Kecamatan Tretep.

"Berdasarkan bukti-bukti yang ditemukan, tersangka berhasil kami tangkap, 6 jam setelah korban dimakamkan," kata Kapolres Temanggung dilansir ANTARA, Senin, 3 Oktober.

Awalnya dari jasad korban, yakni Supriyanti (16), ditemukan beberapa barang milik korban, seperti cincin, gelang, dan kalung.

"Setelah kami pergi ke rumah korban dan meminta keterangan dari ibu korban, benar bahwa barang-barang tersebut adalah milik anaknya yang hilang sejak 20 September 2022," katanya.

Kapolres mengatakan pihaknya lantas menggali informasi dari keluarga korban, ternyata korban diajak tersangka pergi pada tanggal 20 September 2022. Selain itu, masih banyak barang bukti lainnya yang menguatkan pacar korban adalah pelaku pembunuhan terhadap korban.

"Berdasarkan bukti gorden yang digunakan dan yang lainnya sangat menguatkan bahwa tersangka adalah pacar korban sendiri," sambung AKBP Agus.

Berdasarkan pengakuan tersangka, kata dia, korban dihabisi nyawanya dengan cara dicekik dengan hijab yang dipakai korban. Setelah badan korban lemas tidak berdaya, dimasukkan ke kamar.

"Korban dimasukkan ke dalam kamar di rumah tersangka, kemudian tersangka tiduran di sofa ruang tamu," katanya.

Beberapa saat kemudian, lanjut dia, hidung korban keluar darah, kemudian dibersihkan, lalu dibawa ke rumah kosong milik kakeknya. Selanjutnya, di belakang rumah kosong tersebut korban dikubur.

Menurut AKBP Agus, tersangka tega membunuh korban karena korban meminta pertanggungjawaban tersangka atas perbuatan terhadap korban.

"Jadi korban ini diajak oleh tersangka, kemudian di rumah tersangka korban diberi minuman tuak. Setelah kondisinya setengah sadar, tersangka menyetubuhi korban. Dari situ korban kemudian meminta tanggung jawab tersangka dan tersangka menjawab sambil marah, lalu menjerat leher korban hingga meninggal dunia," katanya.

Dari tangan tersangka, diamankan sejumlah barang bukti, antara lain, pakaian dalam korban, anting-anting, gelang, kalung, dan sebuah telepon seluler.

Tersangka diancam dengan pasal berlapis, yakni Pasal 76C juncto Pasal 80 ayat (3) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman 15 tahun.

Pasal lainnya, yakni Pasal 338 KUHP dengan ancaman hukuman selama lamanya 15 tahun, dan  Pasal 332 KUHP dengan ancaman hukuman penjara 7 tahun.

Berdasarkan Pasal 81 ayat (2) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Peradilan Pidana Anak, terhadap pelaku anak dapat dijatuhkan paling lama setengah dari maksimum ancaman pidana penjara bagi orang dewasa.