Kemenkes Relokasi Vaksin Booster Atasi Keterbatasan Stok
ILUSTRASI ANTARA

Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Kesehatan berupaya mengatasi keterbatasan jumlah stok vaksin COVID-19 dosis ketiga atau booster di sejumlah daerah melalui skema relokasi.

"Vaksin COVID-19 di Indonesia memang terbatas untuk booster, karena masih tunggu kedatangan vaksin berikutnya," kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi dilansir ANTARA, Kamis, 6 Oktober.

Dilansir dari Dashboard Vaksinasi COVID-19 Kemenkes RI per hari ini, kekosongan stok vaksin booster dialami masyarakat di Kabupaten Bener Meriah, Nias Barat, Sawah Lunto, Pringsewu, Belitung, Ciamis.

Situasi yang sama juga dialami Kabupaten Barito Kuala, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Utara, Tanah Bumbu, Raja Ampat, Paniai, Mimika, Waropen, dan Dogiyai.

Laman tersebut juga menginformasikan terdapat 22 kabupaten/kota dengan sisa stok vaksin booster selama 7 hingga 10 hari ke depan, 15 kabupaten/kota tersisa untuk 10 hingga 14 hari ke depan, dan 61 kabupaten/kota tersisa kurang dari sepekan.

Upaya yang kini ditempuh Kemenkes adalah merelokasi persediaan vaksin booster dari daerah yang masih memiliki jumlah stok vaksin yang berlebih ke daerah lain yang mengalami persediaan menipis atau kosong.

"Sementara kami merelokasi dari daerah yang masih punya stok banyak ke daerah lain yang masih kekurangan," katanya.

Salah satu contohnya yang sedang berjalan adalah relokasi vaksin booster dari Maluku Utara, yang saat ini jumlah persediaan vaksinnya mencapai 2.127.436 dosis.

Nadia mengatakan sebanyak 5 juta dosis persediaan vaksin COVID-19 di Tanah Air masih mencukupi kebutuhan masyarakat. Sebanyak 2,5 juta dosis tersimpan di fasilitas milik pemerintah pusat, sisanya tersebar di fasilitas penyimpanan daerah.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril mengatakan mekanisme relokasi vaksin dilakukan melalui pertimbangan laju vaksinasi di daerah berdasarkan permintaan masyarakat.

"Ada daerah yang cepat menghabiskan vaksin karena banyaknya masyarakat yang ingin divaksin, tapi ada juga yang tidak," katanya.

Saat ini Kemenkes sedang mengatur proses mobilisasi vaksin menuju daerah yang membutuhkan berdasarkan permintaan dari dinas kesehatan setempat.

Kemenkes juga menempuh upaya pengadaan vaksin booster melalui skala prioritas pembelian vaksin produksi dalam negeri pada tahun ini.

Mekanisme tersebut sedang dalam proses koordinasi bersama PT Bio Farma selaku produsen Vaksin IndoVac untuk rencana pengadaan dan kesiapan produksi industri.

IndoVac merupakan vaksin COVID-19 dengan kandungan zat aktif rekombinan Receptor-Binding Domain (RBD) protein S virus SARS-Cov-2 berplatform rekombinan protein subunit yang dikembangkan oleh PT Bio Farma bekerja sama dengan Baylor College of Medicine, USA.

BPOM telah menerbitkan Izin Penggunaan Darurat (Emergency Use Authorization/EUA) untuk Vaksin IndoVac pada 24 September 2022.

Bio Farma memproduksi sekitar 20 juta dosis vaksin COVID-19 untuk tahap awal. Jumlah tersebut dapat dinaikkan menjadi 40 juta dosis per tahun pada 2023 dengan penambahan fasilitas produksi.

Selanjutnya, kapasitas produksi bisa dinaikkan lagi menjadi 100 juta dosis per tahun pada 2024, tergantung pada kebutuhan dan permintaan.