Sri Mulyani: Inflasi 2020 Bisa di Angka 1,5 Persen, Terendah dalam 6 Tahun
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati. (Foto: Kemenkeu)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memproyeksi bahwa tingkat inflasi pada akhir 2020 akan mencapai level 1,5 persen. Bahkan, juga diprediksi menjadi yang terendah selama kurun waktu enam tahun.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada November 2020 sebesar 0,28 persen secara bulanan atau month to month (mtm). Angka tersebut lebih tinggi dari inflasi pada November 2019 yang hanya 0,14 persen.

Sedangkan secara tahunan, inflasi tercatat sebesar 1,59 persen. Sementara secara tahun kalender, inflasi mencapai 1,23 persen secara tahunan atau year to date (ytd).

Sri Mulyani berujar, rendahnya inflasi ini disebabkan oleh permintaan atau konsumsi masyarakat yang melemah akibat pandemi COVID-19. Meski rendahnya inflasi memberikan efek cost of fund atau biaya produksi yang lebih rendah. Namun, di sisi lain perlu kehati-hatian untuk kembali meningkatkan permintaan masyarakat.

"Outlook tahun 2020 ini diperkirakan 1,5 persen, ini sangat rendah dalam enam tahun terakhir. Ini single digit dan sangat rendah. Di satu sisi bisa memberikan efek cost of fund yang lebih rendah, tapi perlu hati-hati melihat demand yang harus, perlu, diperkuat," ujarnya, dalam konferensi pers virtual, Selasa, 1 Desember.

Bendahara negara ini mengatakan, permintaan yang masih tertekan akibat COVID-19 ini, harus menjadi perhatian dan harus terus diperkuat ke depannya.

"Kuartal III terjadi titik balik agregat demand, terjadi pembalikan kecuali impor yang masih kontraksi dalam. Ekonomi sudah melewati titik terburuk pada kuartal II, namun tidak berarti kita harus terlena karena masih pembalikan awal dan harus dijaga," ujarnya.

Sri Mulyani juga mengatakan, semua negara di dunia yang tedampak pandemi, mengalami permintaan masyarakat yang melemah. Negara-negara seperti Amerika Serikat dan negara Eropa pun harus berjuang untuk mengembalikan kegiatan sosial ekonomi guna menumbuhkan permintaan tanpa harus memperburuk jumlah kenaikan kasus positif.

Lebih lanjut, Sri Mulyani berharap pada tahun 202, kegiatan konsumsi, terutama masyarakat kelas menengah yang berada dalam tekanan tahun ini, bisa kembai tumbuh.

"Jadi kalau lihat kegiatan konsumsi terutama kelas menengah atas, berharap di 2021 dengan adanya vaksinasi, protokol eksehatan, masyarakat mulai bisa melakukan aktivitas," jelasnya.