Bagikan:

JAKARTA - Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa bicara soal kecanggihan dan modernisasi alat persenjataan militer yang dimiliki negeri ini. Kata dia, seluruh negara di dunia ini pasti punya cita-cita untuk bisa memiliki militer yang ideal.

"Artinya, kita hari ini dengan segala alutsista yang kami miliki, kekurangan maupun kelebihan, pos-pos operasi yang tadi sempat disapa oleh Bapak Presiden dengan segala kekurangannya, itulah kami," kata Andika dilansir dari Antara.

Andika mewakili TNI menyampaikan terima kasih atas dukungan penuh dari pemerintah, DPR RI, serta seluruh elemen masyarakat Indonesia.

Panglima TNI menegaskan bahwa dengan segala kekurangan yang masih dirasakan, maka pihaknya akan terus berusaha bekerja sama.

"Karena apa? Enggak mungkin kami bisa memenuhi semua keinginan kami. Kami ingin ideal, sama semua militer negara lain juga begitu 'kan. Tapi 'kan pada akhirnya kita harus menghadapi kenyataan dengan anggaran yang kita punya, tapi itu kita harus bisa, caranya ya berteman," beber dia di Lapangan Istana Merdeka, Jakarta, Rabu 5 Oktober.

Kekurangan lain di tubuh TNI yang dicontohkan Andika adalah berkenaan dengan alat utama sistem persenjataan (alutsista), salah satunya Pesawat F-16 yang beberapa di antaranya sempat melakukan demonstrasi udara di langit Jakarta pada HUT Ke-77 TNI.

Andika menjelaskan bahwa F-16 merupakan pesawat berjenis mesin tunggal dan Indonesia masih berencana melakukan pengadaan Pesawat F-15 karena selain bermesin ganda, termasuk mempunyai kemampuan yang dinilai lebih tinggi.

"Belum lagi jumlahnya. F-16 kita punya 33 (unit) dengan luas wilayah dan jam terbang, mungkin...bukan mungkin, sudah jelas pasti kurang. Itu salah satu contoh saja," ujar Andika.

Andika menjabarkan beberapa contoh kekurangan yang menjadi kenyataan bagi TNI memasuki usia ke-77, salah satunya terkait personel untuk tugas pengamanan perbatasan.

Panglima TNI menyebutkan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Entikong di perbatasan RI-Malaysia di Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, yang sempat disapa oleh Presiden Jokowi di sela-sela prosesi Peringatan HUT Ke-77 TNI.

Menurut Andika, perbatasan RI-Malaysia tersebut sebetulnya memiliki bentang garis perbatasan sejauh 2.000 kilometer, tetapi hanya ada 1.800 prajurit TNI yang bertugas di sana.

"Berarti 'kan kalau dibentangkan dari kiri ke kanan satu orang dengan orang lain jaraknya satu kilometer lebih. Kurang sebenarnya, tapi ya kita harus smart, yang penting enggak boleh nyerah dengan kekurangan personel," ujarnya.

Andika menuturkan bahwa pihaknya berusaha menjalin kerja sama dengan masyarakat Indonesia di sana melalui pembinaan agar bisa turut membantu kerja-kerja pengamanan perbatasan.

"Kita membina mereka sehingga mereka bisa menjadi early warning bagi kita karena kalau secara fisik digelar kita enggak cukup," tambahnya.