PDIP Minta Tim Pencari Fakta Cari Pihak yang Bersalah di Tragedi Kanjuruhan: Kalau Mengarah Tindak Pidana, Pidanakan!
Konfrensi Pers PDIP (Foto: Diah Ayu/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Fraksi PDIP DPR RI meminta Kapolri hingga PSSI mengevaluasi secara tuntas kasus kericuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur yang mengakibatkan ratusan orang meninggal dunia.

Sebab, menurut Anggota Fraksi PDIP DPR RI Johan Budi, tragedi ini meninggalkan duka yang amat mendalam dan menjadi lembaran hitam dalam olahraga nasional.

Salah satu poin evaluasi yang ditekankan PDIP adalah Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) yang telah dibentuk pemerintah perlu mengusut potensi tindak pidana atas kasus tersebut.

"Yang sudah dibentuk oleh pemerintah, apakah itu di PSSI atau di Kemenpora, harus menghasilkan hal yang jelas, siapa yang salah. Kalau ada yang mengarah ke tindak pidana, ya pidanakan," kata Johan Budi dalam konferensi pers di gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin, 3 Oktober.

Selain itu, evaluasi TGIPF tersebut juga harus menghasilkan upaya perbaikan yang berkaitan dengan penyelenggaraan pertandingan sepak bola, terutama aspek pengamanannya.

Lalu, Anggota Komisi III DPR RI ini meminta PSSI dan seluruh klub sepak bola di Indonesia harus secara kontinyu memberikan edukasi kepada para supporter dari masing-masinh klub.

"Itu disadarkan bahwa olahraga adalah bentuk sportivitas dan tidak boleh ada lagi kebencian. menang dan kalah itu adalah hal biasa. Tidak ada yang salah mendukung klub, semua berhak mendukung klub. Tapi, sejauh mana kita harus mendukung klub itu," tegas Johan Budi.

"Jadi saya mengingatkan untuk tidak hanya sekadar evaluasi-evaluasi saja karena saya yakin, kejadian ini, kalau tidak ada tindakan yang tegas, akan terjadi lagi. Entah itu beberapa bulan kemudian, itu pasti kalau tidak dilakukan secara tegas dari hasil evaluasi itu," lanjutnya.

Kericuhan di Stadion Kanjuruhan terjadi ketika suporter Arema FC, Aremania, merangsek masuk ke area lapangan setelah tim kesayangannya kalah 2-3 dari Persebaya pada laga lanjutan Liga 1 Indonesia 2022-2023.

Polisi kemudian menembakkan gas air mata di dalam lapangan yang membuat banyak suporter pingsan dan sulit bernapas.

Suporter yang bertumbangan membuat kepanikan di area stadion dan berebut mencari jalan keluar. Itu membuat banyak dari mereka yang terhimpit dan terinjak-injak saat berusaha meninggalkan tribun stadion.

Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit menyatakan sebanyak 125 orang meninggal dunia akibat kejadian tersebut.