Bom Bunuh Diri Guncang Pusat Pendidikan di Kabul Afghanistan saat Ujian Berlangsung: 19 Orang Tewas, Mayoritas Wanita
Ilustrasi. (Unsplash/Stephen Radford)

Bagikan:

JAKARTA - Sebuah serangan bom bunuh diri di pusat bimbingan belajar di ibu kota Afghanistan, Kabul, menewaskan sedikitnya 19 orang dan melukai puluhan lainnya, kata polisi pada Jumat, namun belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab.

Serangan itu terjadi di Dasht-e-Barchi, daerah yang sebagian besar penduduknya Hazara di barat ibukota Afghanistan, Kabul.

Dua puluh tujuh orang terluka dalam ledakan di Pusat Pendidikan Kaj, kata polisi Kabul. Ujian masuk universitas sedang berlangsung saat itu. Sebagian besar korban adalah anak perempuan, kata polisi dan saksi.

"Kami sekitar 600 di kelas. Tetapi sebagian besar korban adalah di antara gadis-gadis itu," kata Akbar, seorang murid yang terluka dalam serangan itu kepada AFP, seperti mengutip The National News 30 September.

Juru bicara kepolisian Kabul Khalid Zadran mengatakan, jumlah korban resmi adalah 19 orang tewas dan 27 lainnya luka-luka.

"Menyerang sasaran sipil membuktikan kekejaman musuh yang tidak manusiawi dan kurangnya standar moral," katanya, tanpa merinci siapa yang diyakini berada di balik serangan itu, melansir Reuters.

Korban tewas resmi kemungkinan akan meningkat. Sebuah sumber rumah sakit mengatakan 23 orang tewas. Sebuah sumber Taliban mengatakan 33 orang telah tewas dan mahasiswi termasuk di antara korban.

Ghulm Sadiq, seorang penduduk setempat, mengatakan dia berada di rumah ketika dia mendengar suara keras dan pergi ke luar untuk melihat asap mengepul dari pusat di mana dia dan tetangga bergegas untuk membantu.

"Teman-teman saya dan saya dapat memindahkan sekitar 15 yang terluka dan 9 mayat dari lokasi ledakan. Mayat-mayat lainnya tergeletak di bawah kursi dan meja di dalam kelas," katanya.

Usia siswa tidak segera jelas, tetapi lembaga swasta seperti yang menjadi target serangan, mempersiapkan siswa remaja di tahun-tahun terakhir sekolah menengah mereka untuk ujian masuk universitas.

Tim keamanan telah dikirim ke tempat kejadian untuk menyelidiki, kata juru bicara Kementerian Dalam Negeri Abdul Nafy Takor.

Terpisah, UNICEF ​​Afghanistan mengatakan pihaknya "terkejut" dengan pemboman itu, yang menewaskan murid laki-laki dan perempuan.

"Kekerasan di dalam atau di sekitar lembaga pendidikan tidak pernah dapat diterima," ujar lembaga itu.

Sekolah menengah perempuan telah ditutup di Kabul dalam beberapa bulan terakhir, setelah Taliban yang berkuasa membuat janji untuk membuka semua sekolah. Tetapi, penduduk Kabul dan pekerja pendidikan mengatakan siswa perempuan masih menghadiri pusat les privat.

Sejak mengambil alih Afghanistan pada Agustus 2021, Taliban telah menekankan bahwa mereka mengamankan negara itu setelah beberapa dekade perang, tetapi dalam beberapa bulan terakhir telah terjadi serangkaian ledakan di masjid dan daerah sipil.